February 6, 2025

BII dan FMO Luncurkan Platform Energi Terbarukan 500MW Bersama SUSI Partners

  • January 22, 2025
  • 3 min read
BII dan FMO Luncurkan Platform Energi Terbarukan 500MW Bersama SUSI Partners

Jakarta, Gatranews.id – Sebuah platform energi terbarukan baru bernama Sustainable Asia Renewable Assets (SARA) resmi didirikan. Platform ini merupakan hasil kolaborasi antara British International Investment (BII),  FMO, dan SUSI Partners. SARA bertujuan membangun proyek energi terbarukan sebesar 500 MW di Asia Tenggara hingga akhir masa hidup dana SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF).

Platform ini akan fokus pada konstruksi dan operasi proyek-proyek greenfield. Selain itu, SARA berencana mengembangkan proyek mandiri di seluruh Asia Tenggara untuk menciptakan platform energi terbarukan yang mandiri. Pembangkit listrik tenaga angin Dam Nai di Vietnam, yang diakuisisi oleh SUSI pada Oktober 2024, menjadi aset utama SARA.

BII dan FMO masing-masing berinvestasi sebesar US$70 juta dan US$50 juta melalui komitmen bersama ke SARA. SUSI juga berhasil meningkatkan ukuran SAETF dari US$120 juta menjadi US$259 juta, termasuk investasi bersama langsung. Dana ini didedikasikan sepenuhnya untuk proyek infrastruktur energi berkelanjutan di Asia Tenggara.

Menurut Badan Energi Internasional (IEA), Asia Tenggara akan menyumbang lebih dari seperempat pertumbuhan permintaan energi global hingga 2035. Saat ini, 80% peningkatan permintaan energi di wilayah tersebut masih dipenuhi oleh bahan bakar fosil. Oleh karena itu, investasi dalam transisi energi di kawasan ini memiliki dampak iklim yang tinggi.

Potensi Besar Investasi Iklim

Managing Director dan Head of Asia BII, Srini Nagarajan mengatakan bahwa sektor energi bersih yang berkembang di Asia Tenggara menawarkan potensi besar untuk investasi iklim.

“Lembaga keuangan pembangunan seperti kami dapat memainkan peran penting dalam transisi ini. Kami sangat senang dapat bermitra dengan SUSI dan FMO untuk meluncurkan platform berskala utilitas baru di wilayah ini,” katanya dalam keterangan yang diterima pada Rabu (22/1).

Baca juga: Sertifikat Kepemilikan Pantai dan Laut: Ancaman Privatisasi Bagi Kedaulatan Rakyat

Direktur Private Equity FMO, Peter Byrde juga menambahkan bahwa melalui investasi ini, SARA akan menyediakan energi bersih bagi negara-negara di Asia Tenggara. Terutama bagi negara yang membutuhkan tambahan daya.

“Ini adalah peluang yang sepenuhnya hijau dan sejalan dengan strategi kami untuk mencapai portofolio net-zero pada 2050,” jelasnya

Head Asia di SUSI Partners, Wymen Chan pun mengatakan bahwa wilayah Asia Tenggara memberikan peluang menarik. Terlebih, dalam segi imbal hasil berdampak bagi klien SUSI Partners.

“Dukungan dari lembaga seperti BII dan FMO sangat penting untuk menarik modal yang dibutuhkan untuk infrastruktur energi berkelanjutan,” katanya.

SUSI Partners telah aktif di Asia Tenggara sejak 2019 dan berhasil menutup SAETF pada 2023 dengan total US$120 juta. Portofolio dana ini mencakup proyek energi terbarukan berskala utilitas serta proyek pembangkit terdistribusi dan efisiensi energi di Vietnam, Filipina, Thailand, dan Kamboja.

Dengan prospek ekonomi yang positif dan kerangka kebijakan yang mendukung, SUSI, BII, dan FMO tetap berkomitmen untuk memajukan transisi energi di Asia Tenggara.

Diketahui, BII merupakan lembaga keuangan pembangunan Inggris. Sedangkan FMO adalah sebuah bank pembangunan kewirausahaan Belanda. Selanjutnya, SUSI Partners yakni manajer investasi infrastruktur transisi energi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *