Meneropong Masa Depan Ekonomi Syariah di Era Prabowo: Peluang dan Tantangan Indonesia di Kancah Global
Jakarta, Gatranews.id – Menyongsong era baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, ekonomi syariah kembali menjadi sorotan utama dalam diskusi akademik dan kebijakan publik.
Dalam pra-seminar yang digelar Jumat lalu oleh INDEF, Universitas Paramadina, dan UIN Jakarta, sejumlah pakar menyampaikan pandangan mereka mengenai prospek ekonomi syariah di Indonesia. Acara yang berlangsung secara daring ini mengusung tema “Prospek Kebijakan Pengembangan Ekonomi Keuangan Syariah di Era Prabowo”.
Ekonomi Syariah: Harapan Besar, Realita Berliku
Ekonom senior dan Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini menegaskan pentingnya sinergi antara ekonomi syariah dengan ekonomi normatif. Pengembangan ekonomi syariah bukan hanya soal kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah, tetapi juga soal keterlibatan aktif dalam riset, pendidikan, dan pemberdayaan komunitas.
“Tujuan kita adalah menjalankan riset yang lebih maju, membangun pelatihan, dan terlibat dalam advokasi yang lebih efektif,” ujarnya dalam diskusi virtual pada Jumat (30/8).
Namun, tak semua pandangan dalam diskusi ini bernada optimistis. Mantan anggota DPR RI yang juga Associate di INDEF, Hakam Naja menyoroti sejumlah tantangan serius yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah. Ia membandingkan Indonesia dengan negara-negara lain seperti Malaysia yang telah berhasil membangun manajemen ekonomi syariah yang kuat selama dekade terakhir.
“Malaysia telah menjadi contoh sukses dengan 40% perbankan syariah, sedangkan Indonesia baru mencapai 7%. Padahal, kita memiliki populasi muslim yang jauh lebih besar,” kata Hakam.
Ia juga mencatat bahwa dalam perdagangan makanan halal, Indonesia tertinggal dari negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan India.
“Ini menunjukkan bahwa kita masih belum mengoptimalkan potensi ekonomi syariah di dalam negeri, apalagi di pasar internasional,” tambahnya.
Baca juga: Generasi Silver dan Indonesia Emas 2045, LD FEB UI Ulas Strategi Kebijakan Inklusif untuk Lansia
Menakar Potensi Indonesia sebagai Pusat Industri Halal Global
Wakil Rektor Universitas Paramadina, Handi Risza memaparkan proyeksi ekonomi syariah global yang menunjukkan pertumbuhan signifikan. Total aset keuangan syariah global diprediksi mencapai US$6,6 miliar pada 2027, dengan Indonesia berpotensi menjadi pemain utama.
“Indonesia memiliki modal besar sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Ini harus dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global,” tutur Handi.
Menurutnya, sinergi dan interkoneksi ekosistem ekonomi syariah di Indonesia harus diperkuat, terutama di era pemerintahan Prabowo-Gibran. Ia menekankan perlunya integrasi ekonomi syariah dalam rencana pembangunan jangka menengah dan panjang, serta pengembangan kawasan ekonomi khusus berbasis syariah.
“Indonesia harus bisa menjadi hub perkembangan ekonomi syariah global, termasuk industri halal, keuangan syariah, dan pariwisata halal,” tegasnya.
Tantangan Menuju Masa Depan yang Lebih Baik
Meski potensi ekonomi syariah di Indonesia besar, tantangan yang dihadapi tak kalah besar. Prof. Nur Hidayah dari UIN Jakarta mengingatkan bahwa Indonesia masih harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan.
“Industri halal kita masih perlu meningkatkan kualitas agar bisa bersaing secara global,” ujarnya.
Dalam pandangannya, visi Prabowo yang berfokus pada pengembangan ekonomi syariah harus mencakup penguatan regulasi, peningkatan daya saing industri halal domestik, dan perluasan akses pasar global.
“Komitmen ini menunjukkan bahwa Indonesia tak hanya mendukung pertumbuhan industri halal di tingkat nasional, tetapi juga berambisi untuk menjadi pusat industri halal terkemuka di dunia,” kata Nur Hidayah.
Peneliti INDEF, Izzudin Al Farras Adha juga memberikan catatan penting mengenai posisi Indonesia di kancah ekonomi syariah global. Ia mencatat bahwa meskipun aset keuangan syariah Indonesia terus meningkat, peringkat globalnya justru menurun.
“Ini artinya negara-negara lain lebih cepat dalam pencapaiannya. Indonesia perlu meningkatkan upayanya agar tidak tertinggal,” ujar Farras.
Menuju Era Keemasan Ekonomi Syariah?
Saaat ini, ekonomi syariah di Indonesia berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, terdapat peluang besar yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah global. Di sisi lain, ada tantangan struktural dan kompetitif yang harus segera diatasi.
Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat ekonomi syariah. Mulai dari penguatan regulasi hingga pengembangan industri halal yang lebih kompetitif.
Jika semua potensi ini dapat dioptimalkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan memasuki era keemasan ekonomi syariah. Menjadikan negara ini sebagai pemain kunci di panggung internasional.