Wamenperin Minta Boeing Bikin Pabrik Komponen di Indonesia

Jakarta, Gatranews.id – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza menerima kunjungan perwakilan Boeing di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta, pada Kamis (23/1). Pertemuan ini membahas kemitraan Boeing dan pemerintah serta penjajakan pengembangan industri dirgantara (aerospace).
Riza mengatakan bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi besar di industri dirgantara untuk mengatasi masalah konektivitas dan rantai pasok (supply chain). Karena itu, ia mendorong Boeing untuk memperluas kolaborasi dengan Indonesia di beberapa sektor. Di antaranya pemberian lisensi untuk industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) pesawat terbang. Selain itu juga pembangunan pusat pelatihan penerbangan di Indonesia.
Riza menilai, MRO jadi salah satu sektor paling potensial. Pasalnya, Indonesia memiliki GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic.
“GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic membutuhkan peningkatan kapabilitas untuk mengembangkan ekosistem industrinya. Sehingga Boeing dapat mendukung dengan memberikan lisensi ke MRO kami, kata Wamenperin.
Industri MRO Indonesia melalui GMF AeroAsia dan Batam Aero Technic menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pemain di sektor perawatan pesawat. Namun, sebagian besar pesawat komersial masih melakukan perawatan di luar negeri, lantaran keterbatasan suku cadang.
“Di sektor MRO, memang isunya beberapa komponen dan suku cadang harus diimpor dari Amerika Serikat. Nah, apakah ini nantinya bisa diproduksi di Indonesia saja dengan melibatkan industri-industri dalam negeri,” ujar Wamen Riza.
“Karena itu, guna meningkatkan kapabilitas industri MRO, kami menilai perlu adanya tindak lanjut dengan melakukan kerja sama antara Kemenperin dan Boeing dalam bentuk MoU,” tegasnya.
Selain itu, Indonesia saat ini membutuhkan pusat pelatihan penerbangan. Sebagaimana yang telah dilakukan Boeing di India.
“Untuk lokasi, kawasan industri di Batam dan Bintan bisa menjadi opsi karena cukup strategis,” jelasnya.
Diharapkan dari MoU tersebut, kolaborasi dengan Boeing bisa semakin luas. Mulai dari transfer knowledge dan penerimaan tenaga magang, juga mencakup asistensi kepada MRO Indonesia dalam meningkatkan kualitas komponen dan sumber daya manusia.
President of Boeing Southeast Asia, Penny Burtt menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi di sektor penerbangan komersial bermodalkan pengalaman selama 75 tahun hadir di Indonesia.
Ia juga mengapresiasi pertemuan dengan Wamenperin guna mendengar prioritas pemerintah di bidang pengembangan ekonomi, arah kebijakan industri, serta pengembangan sektor industri dirgantara dan penerbangan.
“Kami melihat Indonesia punya potensi untuk berkontribusi terhadap pengembangan industri penerbangan yang berkelanjutan. Kami juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama tersebut dengan perusahaan Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas dan membawa mereka menjadi penyedia komponen Boeing global,” kata Penny.