Penyebab Bayi Lahir dengan Cacat Bawaan: Faktor Risiko dan Langkah Pencegahan

Jakarta – Cacat bawaan lahir adalah kelainan yang terjadi sejak bayi masih berada dalam kandungan. Kondisi ini dapat memengaruhi struktur tubuh, fungsi organ, atau perkembangan mental.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 3-6 persen bayi di seluruh dunia lahir dengan cacat bawaan setiap tahunnya. Di Indonesia, prevalensi ini masih menjadi tantangan besar di bidang kesehatan.
Cacat bawaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik genetik maupun lingkungan. Pengetahuan tentang penyebabnya penting untuk mencegah risiko dan meningkatkan kesehatan ibu serta bayi. Berikut adalah pemaparan mendalam mengenai faktor-faktor pemicu bayi lahir dengan cacat bawaan.
1. Faktor Genetik
Faktor genetik menjadi salah satu penyebab utama cacat bawaan. Kelainan ini dapat berupa mutasi pada gen tertentu atau ketidakseimbangan jumlah kromosom. Salah satu contoh umum adalah sindrom Down, yang disebabkan oleh kelebihan satu salinan kromosom ke-21.
Dr. Andi Wibowo, seorang ahli genetika dari Universitas Indonesia, menyatakan, “Riwayat keluarga dengan kondisi serupa meningkatkan kemungkinan kelahiran bayi dengan cacat bawaan hingga 25 persen.” Oleh karena itu, pasangan dengan riwayat genetik tertentu dianjurkan untuk menjalani konseling genetik sebelum merencanakan kehamilan.
2. Infeksi Selama Kehamilan
Beberapa infeksi yang dialami ibu selama masa kehamilan berisiko tinggi menyebabkan cacat pada janin. Infeksi seperti rubella (campak Jerman), toksoplasmosis, dan sifilis dapat merusak perkembangan organ janin, terutama otak, mata, dan jantung.
Pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan vaksinasi sebelum hamil, menjaga kebersihan, dan menghindari makanan mentah yang berpotensi terkontaminasi parasit toksoplasma.
3. Paparan Zat Berbahaya
Paparan bahan kimia beracun selama kehamilan, seperti pestisida, logam berat (timah dan merkuri), serta obat-obatan tertentu, dapat mengganggu perkembangan janin.
“Seorang ibu yang bekerja di lingkungan industri dengan paparan bahan kimia memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan cacat bawaan,” ujar dr. Dini Rahayu, seorang spesialis kesehatan ibu dan anak.
4. Kekurangan Asam Folat dan Nutrisi Penting
Asam folat merupakan nutrisi esensial yang diperlukan pada trimester pertama kehamilan untuk membentuk tabung saraf janin, yang kelak menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan cacat seperti spina bifida dan anensefali.
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan ibu hamil mengonsumsi suplemen asam folat sebesar 400 mikrogram per hari, selain dari makanan seperti bayam, kacang-kacangan, dan jeruk.
5. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan narkoba saat hamil dapat meningkatkan risiko cacat lahir. Penelitian menunjukkan bahwa nikotin dan zat berbahaya lainnya dalam rokok dapat menghambat aliran darah ke plasenta, sehingga janin kekurangan oksigen.
Sindrom alkohol janin (Fetal Alcohol Syndrome) juga menjadi salah satu kondisi yang serius akibat konsumsi alkohol, dengan dampak berupa kelainan bentuk wajah, keterlambatan tumbuh kembang, dan gangguan fungsi otak.
6. Faktor Usia Ibu
Kehamilan pada usia terlalu muda (di bawah 20 tahun) atau terlalu tua (di atas 35 tahun) memiliki risiko lebih tinggi. Pada ibu yang lebih tua, kualitas sel telur cenderung menurun, sehingga meningkatkan kemungkinan kelainan kromosom.
7. Paparan Radiasi
Radiasi dari prosedur medis seperti rontgen, terutama pada trimester pertama, dapat merusak pembentukan organ janin. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menghindari paparan radiasi yang tidak diperlukan.
Langkah Pencegahan untuk Meminimalkan Risiko
Pencegahan cacat bawaan lahir membutuhkan upaya kolaboratif antara ibu, keluarga, dan tenaga medis. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
- Konseling Pra-Kehamilan: Pemeriksaan kesehatan sebelum hamil membantu mengidentifikasi risiko genetik atau medis.
- Pemeriksaan Rutin Selama Kehamilan: Ultrasonografi (USG) dan tes darah dapat mendeteksi kelainan sejak dini.
- Imunisasi Lengkap: Vaksin rubella, hepatitis B, dan lainnya penting untuk melindungi ibu dan janin dari infeksi berbahaya.
- Nutrisi Seimbang: Mengonsumsi makanan bergizi dengan kandungan asam folat, zat besi, dan kalsium yang cukup.
- Hindari Zat Berbahaya: Jauhkan diri dari rokok, alkohol, narkoba, dan paparan bahan kimia selama masa kehamilan.
Kesadaran akan faktor risiko dan langkah pencegahan merupakan kunci untuk menekan angka kelahiran bayi dengan cacat bawaan. Dengan edukasi yang lebih baik dan pemeriksaan kesehatan yang teratur, diharapkan angka kejadian ini dapat berkurang secara signifikan di masa depan.
Bagi masyarakat, khususnya para calon ibu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dalam setiap tahap kehamilan. Seperti yang diungkapkan dr. Andi Wibowo, “Kehamilan yang sehat adalah awal dari generasi yang lebih baik.” ujarnya.