February 6, 2025

Mengapa Masyarakat Thailand Selatan Beragama Islam?

  • January 19, 2025
  • 4 min read
Mengapa Masyarakat Thailand Selatan Beragama Islam?

Jakarta, Gatranews.id – Thailand, yang dikenal sebagai negara mayoritas beragama Buddha, memiliki wilayah di bagian selatan yang didominasi oleh penduduk Muslim. Provinsi seperti Pattani, Yala, Narathiwat, dan sebagian Songkhla merupakan pusat komunitas Islam di negara ini.

Keberadaan Muslim di Thailand Selatan tidak hanya mencerminkan keberagaman agama di negara tersebut, tetapi juga menjadi bukti sejarah panjang yang penuh dengan dinamika budaya, perdagangan, dan politik. Lalu, apa yang membuat masyarakat Thailand Selatan memeluk Islam?

1. Jejak Kerajaan Islam Pattani

Pada masa lalu, kawasan Thailand Selatan merupakan pusat dari Kerajaan Pattani, sebuah kerajaan Islam yang berkembang pesat sejak abad ke-14. Kerajaan ini memiliki hubungan erat dengan dunia Islam, terutama dengan wilayah-wilayah yang berada di Semenanjung Malaya dan Nusantara. Islam masuk ke Pattani melalui pedagang Muslim dari Timur Tengah, India, dan Nusantara yang membawa ajaran agama ini sambil berdagang.

Para pemimpin Kerajaan Pattani, seperti Sultan Ismail Shah dan Sultan Mudhaffar Shah, memainkan peran penting dalam memperkenalkan dan mempromosikan Islam. Mereka menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan dan mendorong penerapan hukum syariat. Jejak sejarah ini masih terasa hingga saat ini, di mana Islam menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat di kawasan ini.

2. Kedekatan Geografis dengan Dunia Melayu Islam

Provinsi-provinsi di Thailand Selatan berbatasan langsung dengan Malaysia, yang merupakan wilayah mayoritas Muslim. Kedekatan geografis ini memungkinkan adanya hubungan budaya dan agama yang kuat antara masyarakat di kedua sisi perbatasan.

Sebagai bagian dari wilayah yang dulunya dikenal sebagai dunia Melayu, masyarakat Thailand Selatan berbagi bahasa, adat istiadat, dan tradisi dengan komunitas Muslim di Malaysia. Bahasa Melayu masih menjadi bahasa sehari-hari di kawasan ini, khususnya di kalangan masyarakat Muslim, sehingga memperkuat identitas keislaman mereka.

3. Penyebaran Islam melalui Jalur Perdagangan

Sejarah mencatat bahwa Islam masuk ke Asia Tenggara, termasuk Thailand Selatan, melalui jalur perdagangan. Pedagang Muslim dari Timur Tengah, Gujarat, dan Nusantara memperkenalkan ajaran Islam sambil berdagang rempah-rempah, tekstil, dan barang-barang lainnya.

Para pedagang ini tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan solidaritas. Interaksi antara pedagang Muslim dan penduduk lokal secara perlahan membangun kepercayaan, hingga akhirnya Islam diterima sebagai agama oleh sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut.

4. Pondok Pesantren: Pusat Pendidikan Islam

Lembaga pendidikan tradisional Islam, yang dikenal sebagai pondok, memainkan peran signifikan dalam mempertahankan ajaran Islam di Thailand Selatan. Pesantren ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menjadi pusat pengajaran nilai-nilai moral dan budaya Islam.

Hingga saat ini, pondok tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Muslim di Thailand Selatan. Banyak tokoh agama dan pemimpin komunitas yang dilahirkan dari lembaga ini, sehingga Islam terus berkembang meskipun menghadapi tantangan dari berbagai sisi.

5. Tradisi Islam yang Menyatu dengan Budaya Lokal

Keberhasilan Islam di Thailand Selatan juga disebabkan oleh kemampuannya untuk beradaptasi dengan tradisi lokal. Misalnya, tradisi seni seperti Mak Yong dan Dikir Barat mengandung unsur-unsur yang dipengaruhi oleh budaya Islam. Kuliner khas seperti nasi kerabu, nasi dagang, dan roti canai juga mencerminkan perpaduan budaya Melayu dan Islam.

Harmoni ini membuat masyarakat setempat merasa bahwa Islam bukan hanya sekadar agama, tetapi juga bagian dari warisan budaya mereka.

6. Identitas Etnis Melayu-Islam

Mayoritas Muslim di Thailand Selatan berasal dari etnis Melayu. Bagi mereka, Islam tidak hanya menjadi agama, tetapi juga simbol identitas etnis dan kebudayaan. Hubungan erat antara identitas Melayu dan Islam membuat agama ini bertahan dan berkembang meskipun kawasan tersebut berada di bawah kendali negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Etnis Melayu di Thailand Selatan juga memiliki semangat untuk menjaga tradisi Islam sebagai warisan leluhur mereka. Hal ini terlihat dalam upaya masyarakat untuk mempertahankan bahasa, adat, dan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.

7. Dinamika Politik dan Sosial

Selain faktor sejarah dan budaya, dinamika politik juga memengaruhi keberadaan Islam di Thailand Selatan. Selama berabad-abad, kawasan ini memiliki hubungan yang kompleks dengan pemerintah pusat Thailand. Namun, masyarakat Muslim di sana tetap mempertahankan identitas keislaman mereka sebagai bagian dari perjuangan untuk mempertahankan hak-hak budaya dan agama mereka.

Kesimpulan

Masyarakat di Thailand Selatan memeluk Islam karena warisan sejarah Kerajaan Pattani, kedekatan dengan dunia Melayu Islam, pengaruh perdagangan internasional, serta peran pendidikan Islam melalui pondok. Selain itu, kemampuan Islam untuk menyatu dengan budaya lokal dan identitas etnis Melayu yang kuat menjadi faktor penting yang mendukung penyebaran agama ini.

Keberadaan komunitas Muslim di Thailand Selatan mencerminkan harmoni antara agama dan budaya, sekaligus menjadi pengingat akan sejarah panjang hubungan antara masyarakat Asia Tenggara dengan dunia Islam. Kini, meskipun menghadapi berbagai tantangan, masyarakat Muslim di kawasan ini tetap menjaga tradisi dan keimanan mereka sebagai bagian dari identitas yang tidak tergantikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *