February 6, 2025

Asal Usul Suku Alas di Aceh Tenggara: Jejak Budaya, Kehidupan Masyarakat, dan Marga-Marga yang Mengakar

  • January 14, 2025
  • 4 min read
Asal Usul Suku Alas di Aceh Tenggara: Jejak Budaya, Kehidupan Masyarakat, dan Marga-Marga yang Mengakar

Jakarta, Gatranews.id – Suku Alas yang mendiami wilayah pegunungan Aceh Tenggara memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang mendalam. Kehidupan mereka yang erat dengan alam, serta struktur sosial yang dibangun melalui sistem marga, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka sebagai masyarakat yang memiliki kearifan lokal yang tinggi.

Sejarah Awal Kehadiran Suku Alas

Asal usul suku Alas terikat erat dengan wilayah pegunungan yang mereka huni, yakni Aceh Tenggara. Berdasarkan kajian sejarah dan legenda yang berkembang di masyarakat setempat, suku Alas diyakini telah ada di wilayah ini sejak ratusan tahun yang lalu. Nama “Alas” diyakini berasal dari nama wilayah mereka, yakni kawasan pegunungan Alas yang terletak di bagian timur Aceh.

Dalam proses sejarahnya, suku Alas diduga berasal dari kelompok etnis yang berpindah dari wilayah sekitar Sumatera Utara dan daerah barat Aceh, yang kemudian menetap di kawasan pegunungan tersebut. Meskipun memiliki hubungan erat dengan suku-suku lain di sekitarnya, seperti suku Gayo, suku Alas memiliki bahasa dan budaya yang khas.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Suku Alas hidup sebagai masyarakat agraris yang menggantungkan kehidupan mereka pada pertanian. Tanaman padi, jagung, dan berbagai tanaman pangan lainnya menjadi sumber utama pendapatan mereka. Selain itu, berburu dan meramu hasil hutan merupakan bagian penting dalam keberlanjutan hidup mereka. Keahlian dalam mengelola sumber daya alam ini juga membentuk pola kehidupan sosial mereka yang terikat dengan alam dan lingkungan sekitar.

Dalam hal seni budaya, suku Alas terkenal dengan musik tradisional, seperti saluang dan gitar, yang sering diperdengarkan dalam acara adat atau perayaan. Tarian-tarian khas juga menjadi bagian dari perayaan dan upacara adat, yang mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur serta alam.

Bahasa Alas: Identitas yang Tak Tergantikan

Bahasa Alas, meskipun tidak digunakan sebagai bahasa utama dalam komunikasi sehari-hari, tetap menjadi elemen penting dalam kehidupan sosial dan budaya mereka. Bahasa ini merupakan simbol dari identitas dan kearifan lokal suku Alas yang kaya akan kosakata yang berkaitan dengan kehidupan alam dan adat istiadat mereka.

Marga-Marga dalam Suku Alas dan Asal Usulnya

Salah satu unsur penting dalam struktur sosial suku Alas adalah sistem marga. Marga-marga ini tidak hanya berfungsi sebagai identitas keluarga besar, tetapi juga memiliki peranan dalam menjaga tatanan sosial, adat, dan kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan penelitian oleh Zainuddin (1961:187) dan Akbar (2010-a:5), terdapat 28 marga yang tertua di kalangan masyarakat Alas, yang terbagi menjadi dua kelompok besar.

Marga-Marga Tertua

Marga-marga ini termasuk yang pertama kali berkembang dalam masyarakat Alas dan menjadi bagian integral dari sistem kekerabatan mereka. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Bangko
  2. Cibro
  3. Desky
  4. Keling
  5. Pale Dese
  6. Keruas
  7. Pegan
  8. Selian

Marga-Marga Kemudian

Seiring dengan perkembangan sejarah, muncul marga-marga baru yang juga memiliki peran penting dalam masyarakat Alas. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Acih
  2. Beruh
  3. Datubara
  4. Gale
  5. Kekaro
  6. Mahe
  7. Menalu
  8. Mencawan
  9. Munthe
  10. Sinaga
  11. Pase
  12. Pelis
  13. Pinim
  14. Ramin
  15. Ramud
  16. Sambo
  17. Sekedang
  18. Sugihen
  19. Sepayung
  20. Seba
  21. Terigan

Marga-marga tersebut memiliki peranan penting dalam struktur sosial dan kehidupan masyarakat Alas, serta memainkan fungsi penting dalam perayaan adat, penyelesaian sengketa, dan dalam menjaga keharmonisan antara sesama anggota marga.

Tantangan dan Pelestarian Budaya

Meskipun kehidupan masyarakat Alas terus berkembang, mereka masih menghadapi tantangan dalam mempertahankan budaya dan tradisi mereka.

Perubahan zaman, yang datang dengan perkembangan teknologi dan akses pendidikan yang semakin terbuka, turut mempengaruhi kehidupan generasi muda suku Alas.

Banyak dari mereka yang mulai terpapar oleh budaya luar dan mengalami pergeseran dalam cara hidup mereka.

Namun demikian, berbagai upaya untuk melestarikan budaya suku Alas terus dilakukini

Pemerintah daerah, lembaga adat, serta masyarakat setempat bekerja sama untuk memastikan bahwa warisan budaya suku Alas tetap hidup.

Pengajaran bahasa Alas di sekolah-sekolah lokal dan festival budaya yang diadakan secara rutin adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mempertahankan tradisi dan adat suku ini.

Suku Alas, dengan sejarah panjang dan keberagaman marga yang membentuk struktur sosial mereka, tetap menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia.

Keberadaan marga-marga yang ada menunjukkan pentingnya sistem kekerabatan dalam menjaga kelangsungan hidup sosial dan budaya mereka.

Melalui pemahaman lebih dalam mengenai asal usul dan marga-marga ini, kita semakin menghargai keberagaman budaya yang ada di Indonesia dan pentingnya melestarikannya bagi generasi yang akan datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *