Monumen Reog Ponorogo Setinggi 126 Meter Segera Rampung, Siap Jadi Ikon Wisata Baru
Jakarta, Gatranews.id — Kesenian Reog Ponorogo resmi diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding atau memerlukan perlindungan mendesak. Keputusan ini diumumkan dalam sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang diselenggarakan di Paraguay pada Selasa, 3 Desember 2024.
Penetapan tersebut juga diumumkan melalui laman resmi Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO yang menyatakan bahwa Reog Ponorogo kini masuk dalam daftar WBTB ke-14 dari Indonesia yang membutuhkan perlindungan mendesak.
Menanggapi pencapaian ini, Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menyatakan bahwa pengakuan ini dapat dijadikan momentum untuk mendorong potensi ekonomi daerah Ponorogo melalui pengembangan seni budaya. Salah satu langkah yang disiapkan adalah pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban di Ponorogo, Jawa Timur.
“Monumen Reog akan setinggi 126 meter, melampaui tinggi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang mencapai 122 meter. Monumen ini akan menjadi bagian dari ekosistem budaya yang memperkuat identitas Reog Ponorogo sekaligus mendukung perekonomian lokal,” ujar Susiwijono dalam acara Syukuran Penetapan Reog Ponorogo sebagai WBTB di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Sabtu, 11 Januari 2025.
Terkait pendanaan proyek tersebut, Susiwijono mengungkapkan bahwa pembiayaan akan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), namun karena proyek ini berskala daerah, skema yang digunakan adalah KPDBU (Kerja Sama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha). Total anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan Monumen Reog diperkirakan mencapai Rp 164,7 miliar.
“Kami berharap monumen ini dapat menjadi daya tarik wisata yang signifikan, menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru di Ponorogo dan sekitarnya,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa progres pembangunan Monumen Reog sudah mencapai sekitar 90 persen dan ditargetkan rampung tahun ini.
“Bangunan utama atau main building sudah hampir selesai, dengan beberapa wahana dan program yang akan terus dikembangkan. Namun, museum dan monumen diharapkan tuntas tahun ini,” jelas Sugiri.
Ia juga menegaskan bahwa tinggi 126 meter dipilih sebagai simbol kemegahan budaya Reog Ponorogo yang menjadi identitas masyarakat Ponorogo. Bangunan ini dirancang memiliki 26 lantai, dengan 11 lantai yang sudah rampung pada awal 2024. Di puncak monumen akan dipasang instalasi Reog dengan material GRZ sebagai daya tarik utama.
Pembangunan Monumen Reog yang dimulai pada awal 2024 ini telah menelan anggaran sekitar Rp 76 miliar. Diharapkan dengan rampungnya monumen tersebut, Reog Ponorogo dapat terus dilestarikan dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang mendongkrak perekonomian Ponorogo.