January 22, 2025

RAKERNAS I HIPELKI Bahas Lingkaran Setan Tata Niaga Alkes

  • December 11, 2024
  • 3 min read
RAKERNAS I HIPELKI Bahas Lingkaran Setan Tata Niaga Alkes

Jakarta, Gatranews.id – Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan (HIPELKI) Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I pada Rabu, 11 September 2024. Dalam kegiatan yang berlangsung di Politeknik Kesehatan Jakarta III, Jatiwarna, Bekasi, ini, HIPELKI mengangkat tema “Akselerasi Pembangunan Ekosistem Alat Kesehatan yang Berkelanjutan Dalam Mencapai Indonesia Emas 2045.”

Acara tersebut difokuskan untuk mendalami persoalan tata niaga alat kesehatan yang disebut sebagai “lingkaran setan.” Ketua Umum HIPELKI, dr. Randy H. Teguh, MM, menjelaskan bahwa asosiasi ini memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun selama lima tahun ke depan.

“Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) I ini kami fokuskan untuk membahas lingkaran setan tata niaga alkes karena HIPELKI – selaku satu-satunya asosiasi alat kesehatan yang menaungi seluruh unsur ekosistem alkes di Indonesia – merasa berkewajiban untuk mendukung target Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% setiap tahun selama 5 (lima) tahun mendatang,” ujar Randy.

Ia menekankan bahwa kontribusi sektor alat kesehatan tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara langsung, tetapi juga memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Randy mengingatkan bahwa saat pandemi Covid-19, ketergantungan pada alat kesehatan impor menyebabkan kelangkaan yang berdampak pada lambatnya pemulihan ekonomi.

Alkes sebagai Industri Strategis

Randy menegaskan bahwa industri alat kesehatan tidak boleh diabaikan meskipun nilainya lebih kecil dibandingkan sektor lainnya, seperti energi dan pertambangan. Menurutnya, industri ini merupakan bagian strategis yang menopang ketahanan kesehatan Indonesia.

“Kemajuan industri alkes nasional akan sangat tergantung kepada dua faktor, yaitu terbukanya pasar yang memadai dan pembentukan ekosistem alkes yang kuat. HIPELKI ada untuk mendukung pemerintah dalam membangun kedua faktor tersebut,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan negara-negara lain dalam kemandirian industri alat kesehatan dicapai melalui pembangunan ekosistem yang komprehensif, bukan hanya dengan membangun pabrik.

Lingkaran Setan Tata Niaga Alkes

HIPELKI telah mengidentifikasi berbagai permasalahan di setiap titik ekosistem alat kesehatan, dari hulu ke hilir. Menurut Randy, masalah-masalah tersebut membentuk pola yang disebut sebagai lingkaran setan tata niaga.

“Kami menyebutnya sebagai lingkaran setan, karena setiap masalah yang kami identifikasi menyebabkan terjadinya masalah lain dan pada akhirnya akan membawa kita ke titik awal, sehingga pada akhirnya, kita akan kehilangan momentum untuk membangun ekonomi Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045 yang kita cita-citakan bersama,” ujarnya.

Melalui Rakernas ini, HIPELKI berencana merumuskan langkah strategis untuk mendukung pemerintah memecahkan masalah ini dan mempercepat pembangunan industri alat kesehatan nasional.

Teknologi dan Ekosistem Alkes

Randy juga menyoroti pentingnya penguasaan teknologi dalam pengembangan ekosistem alat kesehatan. Ia menegaskan bahwa teknologi, termasuk kecerdasan artifisial dan piranti lunak, menjadi faktor penting untuk mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna di seluruh Indonesia.

“Pembangunan ekosistem alat kesehatan juga harus memperhatikan kehadiran dan penguasaan teknologi, termasuk teknologi yang melibatkan penggunaan alat kesehatan berbentuk piranti lunak dan kecerdasan artifisial, karena tanpa kehadiran dan penguasaan teknologi yang cepat dan memadai, maka pelayanan kesehatan paripurna yang mencakup semua golongan pasien di seluruh wilayah Indonesia akan sulit dicapai,” katanya.

HIPELKI berharap semua unsur ekosistem, termasuk pemerintah, dapat bekerja sama untuk menjaga ketahanan dan kemandirian alat kesehatan Indonesia. Randy menekankan bahwa kegagalan pembangunan industri ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga bisa memicu krisis ketahanan nasional.

“Pertumbuhan ekonomi 8% akan sangat sulit dicapai tanpa adanya pembangunan industri alkes yang kuat dan akan menggerakkan pertumbuhan industri lain,” pungkas Randy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *