Program TAMPAN PTPN Targetkan Produksi Setengah Juta Ton Gabah
Pekanbaru, Gatranews.id – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), melalui subholding PTPN IV PalmCo, menargetkan produksi sekitar 258 ribu ton beras dalam lima tahun ke depan.
Program ini akan memanfaatkan pola intercropping atau tumpang sari tanaman padi di area peremajaan sawit rakyat melalui inisiatif bertajuk Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (TAMPAN).
Program TAMPAN merupakan bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan pangan, yang mendapat dukungan Kementerian BUMN serta kolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, dan Institut Pertanian Bogor (IPB University). Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan.
Wakil Menteri BUMN, Aminuddin Ma’aruf, dalam peluncuran program TAMPAN di Kabupaten Siak, Riau, Jumat (29/11), mengapresiasi inisiatif PTPN III dan PTPN IV PalmCo.
Menurutnya, program ini menjadi solusi cerdas untuk memanfaatkan lahan sawit rakyat yang tengah dalam masa transisi peremajaan, dengan meningkatkan produktivitas melalui penanaman padi gogo.
“Program TAMPAN tidak hanya mendukung swasembada pangan, tetapi juga memberikan solusi bagi petani sawit dalam masa transisi. Dengan intercropping padi gogo di lahan sawit, Indonesia bisa mempercepat pencapaian kemandirian pangan,” ujar Aminuddin.
Ia menambahkan, Kementerian BUMN juga mendukung keberlanjutan program melalui ekosistem Makmur, yang membantu petani memasarkan hasil panennya.
“Kami sudah siapkan ekosistem pendukung, termasuk peran Bulog sebagai off-taker. Ini akan mengurangi keraguan petani untuk meningkatkan produktivitas,” jelasnya.
Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa 40 persen dari total perkebunan sawit rakyat seluas 6,94 juta hektare di Indonesia sudah memasuki usia tua dan memerlukan peremajaan.
Dari potensi peremajaan sawit rakyat (PSR) sebesar 400 ribu hektare per tahun, PTPN menargetkan kontribusi sebesar 40 ribu hektare per tahun untuk intercropping.
“Dengan lahan tumpang sari seluas 206 ribu hektare selama lima tahun, kami optimistis dapat menghasilkan setengah juta ton gabah atau setara dengan 258 ribu ton beras,” ungkap Ghani.
Dalam program ini, IPB University memperkenalkan varietas padi gogo unggul, Situ Bagendit. Rektor IPB, Prof. Arif Satria, menjelaskan bahwa varietas ini tahan terhadap berbagai penyakit, toleran terhadap kekeringan, dan memiliki produktivitas tinggi.
“Potensi intercropping padi gogo ini dapat menyumbang tambahan 1,1 juta ton beras secara nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, IPB akan melibatkan mahasiswa dan dosen dalam penelitian serta pengembangan teknologi, seperti agronomi cerdas dan kecerdasan buatan (AI), untuk mendukung program TAMPAN.
“Kami berkomitmen untuk mendukung program ini dengan pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi,” tambahnya.
Direktur PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menegaskan bahwa pihaknya siap melibatkan petani sawit plasma dalam program ini. Ia bersyukur atas respons positif dari para petani.
“Semangat kami adalah tumbuh bersama petani, sekaligus mendukung kemandirian pangan nasional,” katanya.
Acara peluncuran TAMPAN juga menghadirkan varietas unggulan hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara, yakni NUSAKlon, yang diklaim memiliki produktivitas lebih tinggi dibanding varietas lain.
Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan petani, program TAMPAN diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.