MIND ID Terus Tingkatkan Standarisasi Manajemen Risiko untuk Anak Usaha
Jakarta, Gatranews.id – MIND ID (Mining Industry Indonesia), sebagai holding industri pertambangan milik negara, terus memperkuat penerapan manajemen risiko di seluruh grupnya. Kepala Divisi Manajemen Risiko MIND ID, Nareswari Dyah Wijayaningrum, menyebut bahwa langkah ini dilakukan untuk menciptakan sistem yang lebih terstruktur, seragam, dan mampu menjawab tantangan global.
Menurut Nareswari, meskipun MIND ID sebagai entitas holding relatif baru, anak-anak usahanya seperti PT Timah dan PT Antam telah lama menerapkan manajemen risiko secara independen. Namun, adanya peraturan Menteri BUMN yang mengatur pengelolaan risiko mendorong harmonisasi di seluruh unit usaha.
“Dengan adanya permen, sebelumnya Permen 5 Tahun 2022 dan sekarang Permen 2, kami menjadi lebih terstruktur dan sistematis. Kerangka kerja kami sekarang seragam, sehingga ada acuan atau pedoman yang sama untuk semua anak usaha,” ujarnya di jakarta, Kamis (28/11).
Nareswari menekankan bahwa kesadaran (awareness) terhadap manajemen risiko telah meningkat signifikan di lingkungan MIND ID. Hal ini tercermin dalam setiap pengambilan keputusan strategis, seperti refinancing dan akuisisi.
“Dalam setiap pengambilan keputusan strategis, aspek risiko harus dipertimbangkan. Kami mendorong project owner untuk mengidentifikasi risiko sejak awal. Misalnya, risiko legal, GCG, hingga risiko operasional,” jelasnya.
Untuk itu, MIND ID mengadopsi pendekatan bottom-up dan top-down, di mana risiko dari level anak usaha dikonsolidasikan dengan risiko yang diidentifikasi oleh holding. “Kami menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down agar risiko dari berbagai tingkatan bisa dikawinkan,” tambah Nareswari.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi MIND ID adalah perbedaan metodologi, sistem, dan pendekatan yang telah digunakan oleh anak usaha sebelum bergabung dalam holding. Untuk mengatasi hal ini, MIND ID membentuk subkomite manajemen risiko yang melibatkan perwakilan dari seluruh anak usaha.
“Subkomite ini bertugas menyelaraskan SOP, roadmap, dan kebijakan terkait manajemen risiko. Kami juga mengadakan sosialisasi dan fasilitasi secara berkala untuk memastikan semua anggota holding memiliki pemahaman dan visi yang sama,” kata Nareswari.
Selain itu, pengembangan kapabilitas SDM menjadi salah satu program prioritas. “Awareness dan kemampuan pengelolaan risiko di tingkat individu terus kami tingkatkan agar sejalan dengan tuntutan global,” tegasnya.
Nareswari menegaskan bahwa kolaborasi antara anak usaha dan holding menjadi kunci keberhasilan implementasi manajemen risiko. “Sinergi antara top management, koordinasi yang kuat, serta distribusi informasi yang jelas memastikan semua pihak berada pada jalur yang sama,” ujarnya.
MIND ID optimistis bahwa langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan efektivitas manajemen risiko, tetapi juga memperkuat daya saing grup di tengah persaingan industri tambang global.