Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi dan Pola Hidup Sehat
Jakarta, Gatranews.id – Kanker serviks menempati posisi kedua dalam daftar jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di Indonesia.
Berdasarkan data GLOBOCAN 2022 yang dirilis oleh The International Agency for Research on Cancer (IARC), tercatat 36.964 kasus baru kanker serviks dengan angka kematian mencapai 20.708 jiwa.
Guna menekan tingginya kasus kanker serviks di Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia (YKI), bersama Bank Indonesia melalui program “Dedikasi untuk Negeri,” mengadakan diskusi bertajuk “Pelajari, Cegah, dan Lakukan Skrining Kanker Serviks.”
Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks, yang juga berdampak pada produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Kanker Serviks Dapat Dicegah
Ketua Umum YKI, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, mengingatkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker yang dapat dicegah.
“Angka kejadian kanker serviks di Indonesia masih tinggi. Padahal, kanker ini dapat dicegah dengan vaksinasi HPV dan deteksi dini,” ungkapnya saat acara media gathering di Jakarta, Kamis (28/8).
Prof. Aru menegaskan pentingnya edukasi agar perempuan tidak takut atau malu melakukan vaksinasi HPV dan pemeriksaan dini.
“Jika kanker ditemukan pada stadium awal, peluang untuk sembuh jauh lebih besar,” tambahnya. Ia juga menekankan bahwa upaya pencegahan kanker serviks memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk laki-laki.
“Saat ini, fasilitas dan akses untuk vaksinasi HPV maupun deteksi dini sudah tersedia dan perlu dimanfaatkan untuk menekan angka kejadian kanker serviks,” ujarnya.
Faktor Risiko dan Pencegahan
Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk., menjelaskan bahwa 95% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (human papilloma virus).
Virus ini umumnya menyerang perempuan usia reproduksi dan sering kali tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, vaksinasi HPV, pemeriksaan rutin, dan pola hidup sehat menjadi langkah penting untuk pencegahan.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker serviks, menurut Dr. Kartiwa, meliputi:
-Aktivitas seksual pada usia muda (di bawah 18 tahun).
-Berganti-ganti pasangan seksual, yang meningkatkan paparan terhadap HPV.
-Kebiasaan merokok, yang membuat perempuan dua kali lebih rentan terkena kanker serviks.
Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti akibat infeksi HIV, juga meningkatkan risiko infeksi HPV. Dr. Kartiwa menegaskan pentingnya menjalani gaya hidup sehat, termasuk berhenti merokok, menjaga kebersihan organ reproduksi, dan melakukan olahraga teratur.
Dukungan untuk Pasien Kanker Serviks
Penderitaan pasien kanker serviks sering kali lebih kompleks dibandingkan jenis kanker lainnya, mencakup aspek fisik, emosional, dan sosial.
Dalam diskusi bertajuk Memelihara Hidup Berkualitas pada Pasien Kanker Serviks, dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR, menjelaskan bahwa pasien menghadapi berbagai tantangan, mulai dari rasa sakit fisik hingga masalah psikologis dan sosial.
“Pelayanan paliatif diperlukan untuk membantu pasien menjalani hidup yang berkualitas, termasuk pengelolaan rasa sakit, dukungan psikologis, sosial, kultural, hingga perawatan akhir kehidupan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pelayanan paliatif tidak hanya mendukung pasien, tetapi juga membantu keluarga menghadapi proses duka.
Yayasan Kanker Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memerangi kanker serviks melalui edukasi, vaksinasi, dan dukungan terhadap pasien, sehingga tercipta kehidupan yang berkualitas dan kematian yang bermartabat.