Melawan Bank Gagal, Kisah Inspiratif Penyelamatan Bank Bukopin
Jakarta, Gatranews.id – Dunia perbankan Indonesia tak pernah lepas dari dinamika krisis global yang menantang. Salah satu kisah yang menarik perhatian adalah perjalanan Bank Bukopin menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Kisah ini terangkum dalam buku Melawan Bank Gagal yang ditulis oleh Rivan Achmad Purwantono, mantan Direktur Utama Bank Bukopin, yang menjadi nakhoda utama penyelamatan bank tersebut.
Buku ini mengungkapkan bagaimana Bank Bukopin, yang mengalami “pendarahan” akibat rush dan gagal kliring pada 15 Maret 2020, mampu diselamatkan tanpa melibatkan dana APBN. Rivan Achmad Purwantono mengandalkan pengalaman 30 tahun di dunia perbankan untuk memimpin dengan tegas, cepat, dan terukur.
“Ketika krisis terjadi, tidak ada waktu untuk ragu. Setiap langkah harus terukur dan tepat sasaran. Yang terpenting adalah menjaga kepercayaan nasabah agar tidak semakin tergerus,” ujar Rivan dalam peluncuran bukunya, Jumat (22/11/2024).
Rivan menekankan bahwa penyelamatan Bank Bukopin melibatkan sinergi antara pemegang saham, regulator, manajemen, dan masyarakat. Dengan pendekatan ini, kepercayaan publik terhadap Bank Bukopin kembali dibangun.
Salah satu momen penting dalam proses penyelamatan ini adalah transformasi Bank Bukopin menjadi Bank KB Bukopin. Langkah ini dimungkinkan oleh masuknya Kookmin Bank asal Korea Selatan sebagai pemegang saham pengendali. Melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV dan V, Kookmin Bank menguasai 33,90% saham Bank KB Bukopin. Sementara itu, Bosowa Corporindo, pemerintah Indonesia, dan publik masing-masing memegang 23,40%, 6,3%, dan 36,33%.
“Transformasi ini adalah hasil dari kerja keras semua pihak. Kami tidak hanya menyelamatkan bank, tetapi juga memperkuat fondasi bisnisnya untuk masa depan yang lebih stabil,” kata Rivan.
Namun, perjalanan menuju transformasi tidak selalu mulus. Bosowa Corporindo sempat melayangkan gugatan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait akuisisi oleh Kookmin Bank. Meski begitu, proses tetap berjalan lancar.
“OJK berperan besar dalam memastikan proses ini berjalan dengan independen dan profesional, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan,” ungkap Rivan.
Dalam buku Melawan Bank Gagal, Rivan memperkenalkan prinsip ICAN (Integrity, Competency, Care, Accountability, dan Never give-up). Prinsip ini menjadi landasan budaya kerja di Bank KB Bukopin, yang membangun kepercayaan nasabah dan menjaga stabilitas perbankan.
“Ketika prinsip ICAN diterapkan dengan konsisten, seluruh tim dapat bekerja dengan arah yang jelas dan penuh dedikasi. Hasilnya adalah kepercayaan yang semakin kuat dari para nasabah,” jelasnya.
Selain menceritakan penyelamatan Bank Bukopin, buku ini juga membahas dinamika industri perbankan di Indonesia. Menurut Rivan, sektor perbankan secara keseluruhan menunjukkan pemulihan yang baik setelah pandemi.
“Krisis adalah ujian, tetapi juga peluang untuk belajar dan menjadi lebih kuat. Apa yang terjadi pada Bank Bukopin adalah bukti bahwa dengan kepemimpinan yang solid dan kolaborasi, tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi,” katanya.
Buku Melawan Bank Gagal memberikan pelajaran berharga tentang kepemimpinan, manajemen krisis, dan pentingnya adaptasi dalam menghadapi tantangan. Rivan berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi bankir, akademisi, dan calon pemimpin perusahaan yang ingin memahami bagaimana teori manajemen diterapkan dalam situasi nyata.
“Setiap pengalaman, baik itu sukses maupun tantangan, selalu membawa pelajaran. Buku ini saya dedikasikan untuk semua orang yang ingin belajar dari perjalanan Bank Bukopin,” tutup Rivan.