December 9, 2024

Holding Perkebunan Nusantara Dorong Implementasi Intercropping Padi Gogo di Lahan Peremajaan Sawit

  • November 20, 2024
  • 3 min read
Holding Perkebunan Nusantara Dorong Implementasi Intercropping Padi Gogo di Lahan Peremajaan Sawit

Bogor, Gatranews.id – Dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor pertanian, seperti perubahan iklim, kebutuhan pangan yang terus meningkat, dan alih fungsi lahan, Holding Perkebunan Nusantara menggagas implementasi intercropping padi gogo di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Inovasi ini diharapkan mampu mendukung pencapaian swasembada beras nasional secara berkelanjutan.

Potensi program ini dibahas secara mendalam dalam Seminar Nasional bertajuk “Potensi Intercropping Padi Gogo di Lahan PSR untuk Mendukung Swasembada Beras” yang berlangsung di Bogor pada Selasa (19/11).

Dalam acara tersebut, Institut Pertanian Bogor (IPB University) memperkenalkan varietas unggul padi gogo, IPB 9 Garuda, yang memiliki produktivitas hingga 11,3 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

Keunggulan IPB 9 Garuda telah terbukti di Kampung Inovasi Subang, di mana penerapan teknologi modern, seperti sistem produksi cerdas, deteksi kesehatan padi secara digital, serta layanan pemupukan dan irigasi pintar, menghasilkan produktivitas optimal.

Upaya ekstensifikasi lahan untuk padi gogo menjadi prioritas guna menggantikan sawah produktif yang hilang, terutama di Pulau Jawa, sekaligus memperkuat cadangan beras nasional.

Lahan Peremajaan Sawit Rakyat, khususnya tanaman sawit usia muda atau belum menghasilkan (TBM), dinilai sangat potensial untuk mendukung program ini.

Dengan luas lahan PSR yang diproyeksikan mencapai 400 ribu hektare per tahun pada periode 2025-2031, diperkirakan intercropping padi gogo dapat menghasilkan tambahan 1,8 juta ton beras per tahun.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menekankan bahwa strategi ini tidak hanya mendukung swasembada pangan tetapi juga mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan.

“Pemanfaatan lahan sawit PSR untuk intercropping padi gogo adalah langkah inovatif yang sejalan dengan komitmen kami dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujarnya.

Keberhasilan program ini memerlukan sinergi antara berbagai pihak, termasuk penyedia benih, pupuk, teknologi, hingga mitra seperti BULOG. Selain itu, regulasi yang mendukung tanaman sela, stabilisasi harga gabah, dan subsidi pupuk menjadi elemen penting dalam implementasi program.

Mohammad Abdul Ghani juga menyampaikan bahwa pendanaan melalui Badan Pengelola Dana Peremajaan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah akan memberikan kemudahan bagi petani dalam menjalankan program ini.

Dukungan kelembagaan, seperti penguatan koperasi petani dan legalitas lahan, juga diharapkan mampu memperlancar pelaksanaan di lapangan.

Seminar ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan, Dr. (H.C) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M.; Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan, Dr. Ir. Sam Herodian, MS; Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ir. Panggah Susanto, M.M.; Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria; serta Direktur Utama PTPN IV, Jatmiko Krisna Santosa.

Hadir pula narasumber dari PT Riset Perkebunan Nusantara, Dekan Fakultas Pertanian IPB, dan Guru Besar Departemen Agronomi IPB University. Semua pihak sepakat bahwa pendekatan kolaboratif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.

Melalui implementasi intercropping padi gogo di lahan PSR, Indonesia tidak hanya memperkuat ketahanan pangan tetapi juga membuka jalan menuju keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *