December 1, 2024

PTPN Group Sumbang Setengah dari Kenaikan Produksi Gula Nasional 2024

  • November 11, 2024
  • 3 min read
PTPN Group Sumbang Setengah dari Kenaikan Produksi Gula Nasional 2024

Jakarta, Gatranews.id – PTPN Group tercatat memberikan kontribusi sekitar 50 persen terhadap peningkatan produksi gula nasional pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

Hasil positif ini berdasarkan rapat taksasi akhir giling 2024 yang dihadiri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (BAPANAS), serta pelaku industri gula lainnya di Yogyakarta, Sabtu (09/11).

Produksi gula nasional hingga akhir giling tebu 2024 mencapai 2,46 juta ton, meningkat 190 ribu ton atau sekitar 10 persen dari tahun 2023 yang mencapai 2,27 juta ton. Dalam rapat tersebut, PTPN Group dilaporkan berhasil meningkatkan produksi gula sebesar 13 persen, dari 752 ribu ton pada 2023 menjadi 851 ribu ton pada tahun ini.

Kenaikan sekitar 100 ribu ton ini memiliki kontribusi signifikan terhadap pencapaian produksi gula nasional. “Ini adalah hasil kerja keras dan strategi yang kami jalankan, sejalan dengan target pemerintah menuju swasembada gula nasional,” ungkap Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani dalam pernyataan tertulisnya, Senin (11/11).

Dari sisi produktivitas, PTPN Group menunjukkan performa yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Berdasarkan rapat taksasi, produktivitas gula nasional mencapai 4,73 ton per hektare (ha), sementara PTPN Group mencatat 4,77 ton per ha.

Keberhasilan ini didukung oleh transformasi bisnis PTPN Group yang tidak hanya meningkatkan performa keuangan, tetapi juga operasional. Langkah ini sejalan dengan visi PTPN dalam mendukung Perpres No. 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Berdasarkan Perpres tersebut, PTPN memiliki tanggung jawab untuk mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 dan gula industri pada 2030.

Ghani juga mengutip prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang memperkirakan kondisi iklim 2025 akan kembali normal. “Dengan iklim yang mendukung, kami optimis dapat meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen gula di tahun-tahun mendatang,” tambah Ghani.

Langkah Strategis 2025

Demi mencapai target swasembada gula konsumsi pada 2028, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), yang menaungi 36 pabrik gula di bawah PTPN Group, terus meningkatkan tata kelola perusahaan. Langkah-langkah yang diambil termasuk peningkatan kinerja operasional, serta penguatan hubungan dengan para pemangku kepentingan, termasuk petani dan industri gula, dengan dukungan dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah.

Upaya peningkatan kinerja tahun 2025 antara lain melalui program penguatan pengelolaan tebu milik sendiri serta peningkatan ekosistem tebu rakyat (ETERA). Salah satu program utama ETERA adalah digitalisasi proses, mulai dari akses pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga optimalisasi operasional dengan pembentukan Satgas Tebu Rakyat yang beranggotakan 2.152 petugas, serta penyediaan bibit berkualitas.

Inisiatif strategis PTPN juga berfokus pada program intensifikasi, termasuk perbaikan kualitas dan kuantitas kebun benih, program bongkar ratoon, serta penerapan sistem manajemen air di lahan HGU.

“Program intensifikasi tebu rakyat difokuskan pada penguatan ekosistem dari sisi organisasi, pendanaan, hingga pelayanan sarana produksi dan distribusi hasil panen,” jelas Ghani.

Dengan target produktivitas gula sebesar 8 ton per ha di lahan HGU, PTPN berhasil menunjukkan bahwa pada lebih dari 2.500 ha, produktivitas gula mencapai di atas 8 ton per ha, bahkan beberapa kebun mencatat lebih dari 10 ton per ha. Rata-rata produktivitas di lahan HGU di Jawa pada musim giling 2024 mencapai 6,3 ton per ha, dibandingkan rata-rata nasional sebesar 4,7 ton per ha.

“Target produktivitas di seluruh lahan HGU adalah rata-rata lebih dari 8 ton per ha. Target ini memang menantang, namun melalui perbaikan tata kelola dan penerapan sistem manajemen air, kami optimis dapat mencapainya lebih cepat dari target waktu yang ditentukan,” tutup Ghani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *