February 11, 2025

UNESCO Soroti Tiga Tantangan Utama Pendidikan Global di Laporan 2023

  • October 31, 2024
  • 3 min read
UNESCO Soroti Tiga Tantangan Utama Pendidikan Global di Laporan 2023

Jakarta, Gatranews.id – Laporan Pemantauan Pendidikan Global UNESCO 2023 mengidentifikasi tiga tantangan besar yang dihadapi sektor pendidikan global, yakni pemerataan dan inklusi, kualitas, serta efisiensi. Di Indonesia, tantangan ini semakin terlihat dengan berbagai kendala yang muncul di sekolah, mulai dari kesenjangan akses pendidikan hingga masalah sosial yang menghambat proses pembelajaran.

Pemerintah dan institusi pendidikan di Indonesia terus berupaya memastikan setiap siswa memiliki akses yang setara terhadap pendidikan bermutu, meskipun masih banyak aspek yang memerlukan perbaikan.

Penggunaan teknologi dan digitalisasi dalam pendidikan kini menjadi inti dari upaya untuk meningkatkan daya saing Indonesia di ranah global. Di era digital ini, teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sebagai langkah strategis, Indonesia memperkenalkan “Strategi Nasional Kecerdasan Buatan (AI)” pada tahun 2020, yang berfungsi sebagai peta jalan untuk penerapan AI di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Inisiatif ini merupakan bagian dari program “Making Indonesia 4.0,” yang bertujuan memperkuat daya saing Indonesia di berbagai sektor industri, dengan pendidikan sebagai salah satu fokus utama transformasi tersebut.

Jaspal Sidhu, seorang pakar pendidikan dan pendiri SIS serta Inspirasi Schools, menegaskan pentingnya strategi ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. “Strategi ini menjadi fondasi masa depan bagi sistem pendidikan Indonesia yang lebih baik, dengan teknologi dan inovasi sebagai prioritas untuk menciptakan generasi yang siap bersaing di tingkat global,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/10).

Namun, tantangan pendidikan bukan hanya soal teknologi. Permasalahan sosial, seperti perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan sekolah, juga menjadi isu yang mendesak. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Aris Adi Leksono, mengungkapkan bahwa data awal tahun 2024 menunjukkan terdapat 141 kasus kekerasan terhadap anak, di mana 35% di antaranya terjadi di sekolah.

Situasi ini memerlukan kebijakan yang lebih tegas dan program pencegahan yang lebih efektif, termasuk dukungan psikologis yang lebih kuat bagi para siswa.

Di sisi lain, implementasi Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan keleluasaan bagi sekolah dan guru dalam menyesuaikan metode pengajaran sesuai kebutuhan siswa. Kurikulum ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan dinamis, memungkinkan semua siswa belajar sesuai dengan potensi dan minat mereka.

Inspirasi Schools sendiri berkomitmen untuk menghadapi tantangan pendidikan ini dengan pendekatan holistik. Dengan fokus pada peningkatan kompetensi guru, integrasi teknologi dalam proses pembelajaran, serta penguatan pendidikan vokasi, Inspirasi Schools berupaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan berbasis teknologi.

Komitmen ini sejalan dengan upaya global untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pendidikan serta mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik.

“Inovasi dalam pendidikan sama pentingnya dengan inovasi di industri. Standar pengajaran yang lebih tinggi diperlukan untuk memberdayakan siswa, serta menyediakan pendidikan kelas dunia bagi masyarakat Indonesia. Ini adalah visi yang kami usung di Inspirasi Schools,” ujar Sidhu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *