Yayasan KitaBisa, dan Yayasan Happy Hearts Ajak Masyarakat Bangun Kembali Dua Sekolah Terdampak Gempa Garut
Jakarta, Gatranews.id–Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa berkolaborasi dalam kampanye yang menargetkan penggalangan dana sebesar Rp 1,4 miliar untuk membiayai rekonstruksi dua sekolah yang terkena dampak gempa bumi ini
Keduanya adalah SDN 3 Barusari dan SDN 4 Barusari yang terletak di kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Kampanye ini menunjukkan kekuatan dari upaya yang digerakkan oleh masyarakat,” ujar Direktur Kitabisa.org, Edo Irfandi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/10).
Upaya kolaboratif yang dipimpin oleh Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa ini bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah untuk kegiatan belajar mengajar yang aman bagi 220 siswa.
Gempa bumi di Garut memiliki dampak yang cukup besar di kedua sekolah tersebut, sehingga diperlukan dukungan untuk pembangunan kembali.
Pembangunan kembali ini diproyeksikan akan selesai dalam di akhir tahun, yang diharapkan akan menyediakan ruang belajar yang aman bagi para siswa sehingga dapat membangun ketahanan masyarakat dalam jangka panjang.
Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung sekolah baru yang dibangun dengan bahan bangunan yang tahan gempa. Bahan bangunan menggunakan antara lain, batu bata dari plastik daur ulang sebesar 9,4 ton yang juga akan mengurangi sekitar 22 ton emisi karbon.
Selain itu, Yayasan Bakti Barito juga memimpin kampanye aktivasi digital Kitabisa untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan kembali ini.
“Kami melibatkan masyarakat Indonesia di seluruh negeri dan memanfaatkan platform kami, kami bertujuan untuk membangun kembali sekolah-sekolah ini yang berdasarkan pada ketahanan dan keberlanjutan,” ungkap Edo.
Menurut sebuah studi tentang dampak bencana gempa bumi terhadap sektor pendidikan, gempa bumi Jawa yang terjadi pada 2006 telah menyebabkan kemunduran yang signifikan, para siswa yang terkena dampak kehilangan hampir satu tahun masa sekolah dan memiliki kemungkinan 10-11% lebih kecil untuk menyelesaikan wajib belajar.
“Kami memiliki prioritas untuk segera memulihkan lingkungan belajar yang aman bagi para siswa,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu.
Hal ini, menurutnya, terinspirasi oleh visi pendiri perusahaan, Prajogo Pangestu. “Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh,” tegasnya.
Membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut.
CEO Happy Hearts Indonesia, Sylvia Beiwinkler menyebut kalau fokus perusahaan adalah memberikan dampak jangka panjang melalui inovasi dan keberlanjutan. “Dengan menggunakan batu bata plastik daur ulang, kami membangun kembali dengan lebih baik dan menetapkan tolok ukur baru untuk upaya pemulihan bencana di masa depan,” tegasnya.
Tidak hanya itu kegiatan ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “Sekolah ini berkontribusi pada 11 dari 17 TujuanSDGs, memastikan masa depan yang lebih cerah dan tangguh bagi masyarakat,” kata Sylvia.