Kemenperin Dorong Kolaborasi Industri Kembangkan Fitofarmaka
Jakarta, Gatranews.id – Plt. Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Reni Yanita menegaskan pentingnya pengembangan obat berbasis bahan alam, atau fitofarmaka di Indonesia.
“Hal ini akan menggerakkan sektor strategis dalam peningkatan perekonomian masyarakat. Baik dalam ekosistem penyediaan bahan baku, ekosistem produksi dan ekosistem distribusi. Salah satunya yaitu untuk mengembangkan Fitofarmaka sebagai kekuatan obat-obatan dalam negeri,” katanya dalam acara Awareness Fitofarmaka di Jakarta, Kamis (3/10).
Ia menyebut, dengan kekayaan biodiversitas yang melimpah dan kemampuan penyediaan bahan baku, Indonesia memiliki modal dasar yang kuat untuk mengembangkan industri ini. Namun, pengembangannya menghadapi sejumlah tantangan yang menghambat pertumbuhan sektor tersebut.
Menurutnya, beberapa hambatan utama di antaranya adalah ketersediaan bahan baku yang terbatas dan standar kualitas yang belum seragam. Banyak industri mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku ekstrak dan isolat marker yang sesuai dengan standar.
“Ini sangat mempengaruhi jumlah industri yang mampu memproduksi fitofarmaka,” katanya.
Di samping itu, tantangan lainnya datang dari sisi produksi. Risiko komersialisasi produk obat tradisional ini dinilai cukup tinggi karena adanya ketidakpastian pasar. Apalagi, rendahnya minat industri untuk bekerja sama.
“Selain itu, permintaan pasar juga masih rendah karena beberapa faktor. Seperti persepsi dokter dan belum masuknya fitofarmaka ke dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” tambah Reni.
Dukungan Pemerintah Kembangkan Fitofarmaka
Pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung pengembangan industri ini. Salah satu langkah yang diambil adalah pembentukan Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka.
“Kami akan terus mendorong industri ini untuk menghasilkan produk yang aman, berkhasiat, dan sesuai standar kesehatan,” tegasnya.
Satgas ini, lanjut Reni, telah merumuskan Rencana Aksi Gerakan Bersama Pengembangan Fitofarmaka di Indonesia. Aksi ini bertujuan mempercepat produksi hasil penelitian, meningkatkan daya saing, dan memperluas pasar, termasuk ke luar negeri.
“Kita juga perlu mempercepat pemanfaatan fitofarmaka di dalam negeri. Sekaligus mengenalkannya ke pasar global agar ekspor kita meningkat,” ujar Reni.
Untuk mendukung langkah ini, Direktorat Jenderal IKFT, yang bertindak sebagai Ketua Bidang Produksi dalam Satgas, menggelar serangkaian kegiatan. Mulai dari pameran, seminar, hingga business matching.
“Kami harap melalui kegiatan ini, tercipta kemandirian industri farmasi dan terjalin kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan berbagai pemangku kepentingan,” ujarnya.