February 11, 2025

AstraZeneca Tegaskan Komitmen Dekarbonisasi Sektor Kesehatan melalui Penggunaan 500 Kendaraan Listrik

  • September 15, 2024
  • 3 min read
AstraZeneca Tegaskan Komitmen Dekarbonisasi Sektor Kesehatan melalui Penggunaan 500 Kendaraan Listrik

Jakarta, Gatranews.id – AstraZeneca Indonesia kembali memperkuat posisinya sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan dengan langkah signifikan dalam transisi ke kendaraan listrik.

Sebagai bagian dari upaya perusahaan mencapai Ambisi Nol Karbon, AstraZeneca telah mengganti armada operasionalnya yang sebelumnya berbahan bakar bensin dengan kendaraan listrik ramah lingkungan sejak tahun 2022.

Pada Oktober 2023, AstraZeneca berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta beberapa mitra lokal untuk meluncurkan inisiatif ambisius transisi armada operasional ke kendaraan listrik. Proses perubahan ini dilaksanakan secara bertahap hingga akhir tahun 2024, dengan distribusi kendaraan yang akan dipengaruhi oleh ketersediaan produksi kendaraan listrik dan kesiapan internal perusahaan.

Sebagai bagian dari target global untuk mengurangi emisi karbon, AstraZeneca menargetkan semua armada operasional di Indonesia akan sepenuhnya beralih ke kendaraan listrik pada akhir 2024. Hingga Agustus tahun ini, lebih dari 200 kendaraan, atau sekitar 50% dari total armada, telah dikonversi ke kendaraan listrik.

“Estimasi pengurangan dari kendaraan operasional tersebut mencapai hingga 900-ton metrik emisi karbon, dan kami mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bermitra bersama produsen kendaraan listrik lokal,” ungkap Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, dalam keterangan tertulis yang dirilis Sabtu (15/10).

Langkah ini tidak hanya sebagai bentuk kontribusi perusahaan terhadap pengurangan emisi karbon, tetapi juga untuk memimpin gerakan dekarbonisasi sektor kesehatan di Indonesia.

Komitmen AstraZeneca dalam keberlanjutan terlihat jelas melalui peluncuran Janji Sustainable Healthcare yang dipimpin oleh AstraZeneca selama Indonesia Sustainability Forum 2023. Program ini akan dilanjutkan hingga Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.

“Terdapat bukti terbaru yang memproyeksikan jumlah kematian terkait panas dapat meningkat lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2050 jika kita tidak mengambil tindakan signifikan untuk melindungi planet ini. Kita sudah menyaksikan peningkatan tajam dalam kondisi jantung dan metabolik, kanker, serta penyakit pernapasan yang terkait dengan faktor lingkungan,” tambah Esra.

Sektor transportasi, yang menyumbang 27% dari total gas rumah kaca, sebagian besar masih didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil. Mengurangi emisi karbon di sektor ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam mencapai target Nol Emisi Karbon Indonesia pada tahun 2060.

Berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, diperlukan transisi besar-besaran ke kendaraan listrik. Pada tahun 2025, Indonesia menargetkan 1,8 juta sepeda motor listrik dan 0,4 juta kendaraan roda empat listrik. Sementara itu, pada 2030, angka ini harus meningkat menjadi 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik untuk mencapai target pengurangan emisi karbon.

Lebih lanjut, Esra menekankan bahwa transisi armada AstraZeneca ke kendaraan listrik merupakan bagian dari strategi keberlanjutan jangka panjang perusahaan yang mendukung inisiatif Sustainable Healthcare. Ia menyatakan bahwa target layanan kesehatan bebas karbon tidak mungkin dicapai tanpa kerja sama lintas sektor.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, turut menekankan pentingnya transisi energi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, permintaan pasar, baik domestik maupun global, kini semakin condong ke produk yang rendah emisi karbon.

“Jika kita tidak melaksanakan transisi energi di berbagai sektor, ini akan mengancam progres dari pertumbuhan ekonomi kita sendiri,” ungkap Rahmat dalam acara Road to Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Kamis (22/8), seperti dikutip dari ANTARA.

Rachmat juga menambahkan bahwa mempercepat transisi menuju Nol Emisi Karbon (Net Zero Emissions/NZE) sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ini bukan hanya langkah yang relevan untuk pelestarian lingkungan, tetapi juga kunci dalam mempercepat laju ekonomi nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *