January 14, 2025

Indonesia Sustainability Forum 2024: AstraZeneca Bersama Kemenko Marves dan Pemprov Jawa Barat Dorong Keberlanjutan

  • September 6, 2024
  • 4 min read
Indonesia Sustainability Forum 2024: AstraZeneca Bersama Kemenko Marves dan Pemprov Jawa Barat Dorong Keberlanjutan

Jakarta, Gatranews.id – AstraZeneca Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap isu keberlanjutan dengan berperan sebagai sustainability knowledge partner dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2024.

Acara yang bertujuan untuk mempertemukan para pemimpin lintas sektor ini memfasilitasi dialog tentang perubahan iklim dan keberlanjutan global, termasuk penyelenggaraan sesi bertema “Championing Environmental Protection and Biodiversity Restoration for Healthy People, Society, and the Planet”.


Forum ini dipandang sebagai wadah penting untuk menginisiasi kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan global.

“Sebagai informasi, ISF 2024 menjadi ajang penting yang mempertemukan para pemimpin dari berbagai sektor untuk mendorong diskusi tentang keberlanjutan dan aksi iklim,” ujar Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/9).

Esra menekankan pentingnya kolaborasi multisektor dalam upaya melindungi lingkungan.

“Penting untuk memiliki rasa tanggung jawab bersama dan mendorong kolaborasi multisektor. Saya mendorong semua pihak untuk saling menginspirasi dalam mengambil tindakan berani, mendorong kolaborasi, serta berinovasi dalam solusi yang memperjuangkan perlindungan lingkungan dan pemulihan keanekaragaman hayati,” jelasnya.

“Bersama-sama, kita dapat membangun dunia yang lebih sehat dan lebih berkelanjutan untuk semua. Kesehatan adalah fondasi bersama yang memungkinkan masyarakat berkembang dan perekonomian tumbuh pesat. Di AstraZeneca, kami menyadari bahwa tindakan proaktif terhadap keberlanjutan sangat esensial untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi manusia, masyarakat, dan planet kita.” tambahnya.

Kolaborasi Multisektor sebagai Solusi untuk Perubahan Iklim


Sesi ini secara khusus menyoroti kebutuhan mendesak bagi seluruh pemangku kepentingan untuk secara aktif berkontribusi dalam melindungi lingkungan dan keanekaragaman hayati. Esra menegaskan bahwa kerja sama adalah kunci dalam menghadapi perubahan iklim.

“Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci utama karena kita tidak dapat menyelesaikan masalah perubahan iklim sendirian,” imbuhnya.

Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi kesehatan masyarakat secara global, dengan meningkatkan prevalensi penyakit kronis. Sektor kesehatan sendiri menjadi penyumbang besar dalam krisis ini, bertanggung jawab atas sekitar 5% emisi gas rumah kaca (GRK) secara global.

AZ Forest: Inisiatif AstraZeneca untuk Pemulihan Lingkungan


Sebagai bentuk komitmen terhadap aksi lingkungan, AstraZeneca memperpanjang Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) untuk memperluas program reboisasi yang menargetkan penanaman hingga 20 juta pohon di sekitar DAS Citarum melalui inisiatif global AZ Forest.

MoU tersebut juga diikuti dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara AstraZeneca dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait revitalisasi DAS Citarum, yang mencakup penyediaan bibit pohon dan penyusunan studi kelayakan untuk proyek percontohan karbon.

“Melalui program unggulan kami, AZ Forest, lebih dari 7,5 juta pohon telah ditanam di lahan seluas 19.000 hektar. Inisiatif ini juga melibatkan lebih dari 21.000 keluarga petani, serta memberikan pelatihan yang berdampak pada peningkatan keterampilan bagi 71.000 petani.” ungkap Esra.


Kesepakatan ini semakin memperkuat komitmen AstraZeneca untuk mendukung upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam memerangi deforestasi dan meningkatkan ekosistem lokal.

Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, mengapresiasi kolaborasi ini dan menekankan pentingnya implementasi yang efektif.

“Pemantauan dan evaluasi yang ketat sangat diperlukan agar setiap program yang telah disepakati bisa berjalan sesuai target dan memberikan hasil nyata bagi DAS Citarum,” ujar Nani.

Ia juga menyoroti peran penting sektor swasta dalam membantu Indonesia mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

“Keterlibatan sektor swasta menggarisbawahi dedikasi kuat bangsa kita terhadap keberlanjutan,” tambahnya.

Kolaborasi Penta-Helix untuk Keberlanjutan yang Komprehensif

Nani menegaskan bahwa sinergi antara berbagai pemangku kepentingan—pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media—menjadi elemen kunci dalam memastikan keberhasilan program keberlanjutan.

“Kami berterima kasih kepada AstraZeneca atas kolaborasi strategis dan aksi nyata yang memberikan hasil signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat setempat, serta berkontribusi pada upaya aksi iklim global,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, Nani juga mendorong semua pihak untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, atau yang dikenal sebagai pendekatan penta-helix, demi mencapai keberlanjutan secara menyeluruh.

“Hanya dengan sinergi yang kuat, semua upaya akan berjalan dengan baik dan memberikan manfaat jangka panjang,” katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Komitmen Terhadap Sungai Citarum

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menegaskan pentingnya menjaga kelestarian Sungai Citarum yang menjadi sumber kehidupan bagi hampir 25 juta penduduk.

“Kami menghargai dan mendukung penuh inisiatif Hutan AZ sebagai langkah penting dalam merevitalisasi Daerah Aliran Sungai Citarum, yang merupakan bagian dari Program Citarum Harum. Kolaborasi ini akan mempercepat upaya pemulihan kerusakan lingkungan di DAS Citarum,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *