Faisal Basri, Ekonom Senior INDEF, Meninggal Dunia di Usia 65 Tahun
Jakarta, Gatranews.id – Faisal Basri, ekonom senior yang dikenal luas dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), meninggal dunia pada Kamis (5/9) dini hari WIB di Jakarta. Faisal tutup usia pada umur 65 tahun, seperti disampaikan keluarganya melalui akun media sosial X.
Jenazah almarhum akan disemayamkan di rumah duka di Komplek Gudang Peluru, Jakarta Selatan, dan rencananya akan dimakamkan setelah waktu Ashar di Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
Perjalanan Karier Faisal Basri: Kontribusi dalam Ekonomi Indonesia
Faisal Basri adalah salah satu ekonom paling terkemuka di Indonesia, dengan kontribusi yang signifikan dalam berbagai isu ekonomi. Sebagai tokoh yang sering memberikan pandangan kritis, Faisal kerap diundang sebagai narasumber dalam acara televisi dan diskusi publik untuk membahas perkembangan ekonomi Indonesia dan tantangan global yang memengaruhi perekonomian nasional. Faisal Basri selalu berusaha memperjuangkan kebijakan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) ini memulai kariernya sebagai dosen dan peneliti. Pemikirannya yang tajam serta pandangannya yang selalu berbasis data menjadikannya tokoh sentral dalam berbagai diskusi kebijakan ekonomi. Ia juga aktif menulis artikel opini di media nasional, di mana ia kerap mengkritisi kebijakan ekonomi yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.
Pada tahun 2012, Faisal pernah maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, meski langkahnya di kancah politik tersebut tidak berhasil. Namun, kiprahnya sebagai ekonom dan pengamat politik tetap memberi pengaruh besar, khususnya dalam memberikan perspektif kritis terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.
Kontribusi Politik: Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN)
Selain dikenal sebagai ekonom, Faisal Basri juga memainkan peran penting di dunia politik Indonesia. Ia merupakan salah satu pendiri organisasi Majelis Amanah Rakyat (MARA) yang kemudian berkembang menjadi Partai Amanat Nasional (PAN). Pada masa awal Reformasi, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, mendampingi Amien Rais yang menjabat sebagai Ketua Umum PAN saat itu.
Peran Faisal dalam PAN menjadi bagian dari sejarah politik Indonesia, terutama di era Reformasi. Meskipun ia kemudian lebih fokus pada kariernya sebagai ekonom independen, pengaruhnya dalam pendirian PAN tetap diingat sebagai bagian dari gerakan Reformasi yang mendukung perubahan politik dan ekonomi di Indonesia.
Pengaruh Faisal Basri dalam Ekonomi Nasional
Faisal Basri dikenal sebagai salah satu ekonom yang kerap berbicara secara terbuka mengenai isu-isu ekonomi global dan dampaknya terhadap Indonesia. Dia sering mengkritik kebijakan yang tidak adil, seperti ketimpangan ekonomi, oligarki, dan kebijakan perpajakan yang tidak tepat sasaran. Faisal juga menyoroti pentingnya sektor manufaktur dan industri dalam negeri untuk memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
Selain itu, Faisal vokal dalam menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan adil. Dia memperingatkan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan batubara, bisa membawa risiko besar jika tidak dikelola dengan baik.
Peninggalan Pemikiran dan Pengaruh Faisal Basri
Selama hidupnya, Faisal tidak hanya dikenal sebagai ekonom yang tajam, tetapi juga sebagai seorang akademisi yang rendah hati dan penuh dedikasi. Pemikirannya yang berorientasi pada keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat membuatnya sangat dihormati, baik di kalangan akademisi, pemerintah, maupun masyarakat luas. Peninggalan pemikirannya terus menginspirasi banyak orang untuk memperjuangkan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.