Netanyahu Pamerkan Peta Palestina Hilang dari Dunia
Tel Aviv, Gatranews.id – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali membuat kontroversi dengan menampilkan peta terbaru yang secara dramatis menghapus wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang selama ini diakui sebagai bagian dari wilayah Palestina yang diduduki.
Peta ini diperlihatkan dalam sebuah pidato pada Senin (2/9), dan menjadi sorotan internasional karena menandai seluruh wilayah Palestina sebagai bagian dari Israel.
Peta kontroversial ini menghilangkan seluruh jejak Palestina, kecuali Jalur Gaza yang masih digambarkan sebagai wilayah Palestina. Langkah ini mencerminkan ambisi aneksasi Israel yang semakin menguat, terutama dengan memadukan wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur ke dalam peta Israel secara terang-terangan.
Menurut laporan dari Middle East Monitor pada Selasa (3/9), peta tersebut digunakan Netanyahu untuk menekankan pentingnya Koridor Philadelphia, yang menghubungkan Gaza dan Mesir, sebagai area strategis yang tidak boleh dilepaskan dari kendali Israel.
Netanyahu berargumen bahwa Israel harus tetap mengendalikan Koridor Philadelphia untuk memutus “jalur penyelamat” Hamas, dan mencegah Gaza berubah menjadi “kantong teroris”.
“Koridor Philadelphia yang memisahkan Jalur Gaza dari Mesir tidak boleh dievakuasi. Jika Israel melepaskan kendali, Gaza akan berubah menjadi kantong teroris,” tegasnya.
Ia menambahkan, “Poros kejahatan membutuhkan kontrol atas Koridor Philadelphia, dan kita harus memastikan bahwa kendali ini tetap di tangan kita. Hamas berupaya keras untuk mengusir kita dari wilayah ini, dan itulah mengapa saya menekankan pentingnya kita berada di sana.”
Langkah Netanyahu ini langsung mendapat kecaman keras dari Otoritas Palestina, yang menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk aneksasi terang-terangan terhadap wilayah Palestina yang diduduki.
“Peta yang digunakan Netanyahu ini mengungkap wajah asli dari agenda kolonial dan rasis pemerintah sayap kanan Israel,” ujar Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataannya. Mereka menuduh Netanyahu dengan sengaja mengabaikan hukum internasional, resolusi PBB, dan perjanjian perdamaian yang sudah disepakati.
Penggunaan peta yang menghapus Palestina bukanlah hal baru di kalangan pejabat Israel. Sejak awal serangan brutal di Gaza, simbol-simbol seperti kalung yang menggambarkan seluruh wilayah Mandat Palestina sebagai bagian dari Israel mulai banyak dikenakan oleh selebritas dan pejabat Israel, seakan mempertegas klaim teritorial mereka.
Tak hanya itu, tentara Israel yang ditempatkan di Gaza juga mengenakan lencana seragam dengan peta Israel Raya yang lebih luas. Pada September 2023, Netanyahu bahkan membawa peta “Timur Tengah Baru” yang menghapus seluruh Palestina dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.
Sebelumnya, pada Maret 2023, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga memicu kemarahan internasional dengan berbicara di Paris sambil berdiri di samping peta “Israel Raya” yang menunjukkan Yordania sebagai bagian dari negara Yahudi yang mereka klaim.
Langkah-langkah ini menunjukkan semakin jelasnya ambisi Israel untuk memperluas wilayahnya tanpa mempertimbangkan legitimasi dan hak-hak bangsa Palestina. Keputusan Netanyahu untuk memamerkan peta yang kontroversial ini bisa menjadi babak baru dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah.