February 11, 2025

Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan Afrika di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui HLF MSP dan IAF 2024

  • September 4, 2024
  • 4 min read
Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan Afrika di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui HLF MSP dan IAF 2024

Nusa Dua, Gatranews.id – Sebagai bagian dari strategi nasional untuk memperkuat hubungan internasional, Indonesia sekali lagi menjadi pusat perhatian dunia dengan menjadi tuan rumah penyelenggaraan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 pada tahun 2024.

Acara ini tidak hanya menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis yang mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung global sebagai mitra yang andal dan inovatif.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan bahwa meskipun hubungan diplomatik antara Indonesia dan negara-negara Afrika telah terjalin erat dan berkelanjutan, masih terdapat potensi besar yang belum sepenuhnya digarap dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ia menekankan pentingnya menjadikan Afrika sebagai fokus kerjasama masa depan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.


“Afrika adalah benua for the future. Semua mata tertuju ke Afrika karena memiliki pasar yang besar dan sumber daya yang melimpah. Karena itu, pertemuan signifikan ini perlu didorong lagi dengan rangkaian kegiatan yang bisa memperkuat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di Afrika terutama di sektor parekraf,” ujar Menparekraf Sandiaga dalam forum tersebut.


Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat kemitraan ekonomi dengan pasar non-tradisional, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah merancang berbagai inisiatif kerja sama dengan sejumlah negara Afrika, termasuk Mesir, Maroko, Afrika Selatan, Sudan, Kenya, Tanzania, Seychelles, dan Zanzibar.


Fokus kerja sama ini mencakup beragam aspek penting, mulai dari promosi pariwisata hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dengan tujuan menciptakan sinergi yang lebih besar antara kedua kawasan.


“Area kerja sama sektor pariwisata yang kami ajukan adalah promosi pariwisata, pengembangan produk pariwisata, pengembangan kapasitas SDM, sustainable dan green tourism, MICE, pertukaran informasi, investasi, konektivitas, hingga potensi kerjasama sektor private. Sedangkan untuk sektor ekonomi kreatif, area kerja sama yang diajukan mencakup pengembangan dan promosi 17 sub-sektor terutama untuk film, kuliner dan kriya,” jelas Sandiaga.


Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari negara-negara Afrika ke Indonesia. Pada periode Januari hingga Juni 2024, tercatat 33.185 kunjungan, dengan Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar, diikuti oleh Mesir, Maroko, Tunisia, dan Kenya. Angka ini menunjukkan tren positif, dengan peningkatan tahunan yang stabil sejak 2021.


“Afrika Selatan adalah penyumbang terbesar wisman ke Indonesia, kedua Mesir, ketiga Maroko, dan disusul Tunisia dan Kenya,” ungkap Sandiaga, menyoroti potensi besar yang ditawarkan oleh pasar Afrika bagi sektor pariwisata Indonesia.


Meskipun jumlah kunjungan wisatawan Afrika pada tahun 2023 dan 2024 masih berada di bawah angka 2019 yang mencapai 98.919 kunjungan, pertumbuhan 20,10 persen year-over-year (YoY) pada periode yang sama menunjukkan adanya momentum positif.


Wisatawan Afrika menunjukkan minat yang tinggi terhadap destinasi wisata alam, kebudayaan, dan religi di Indonesia, dengan Bali sebagai pintu masuk utama mereka.


“Destinasi pariwisata yang disukai adalah alam, kebudayaan, dan wisata religi. Bali, sebagai pintu masuk utama wisman Afrika ke Indonesia, menjadi destinasi utama bagi wisman dari Afrika. Yang Kemenparekraf targetkan untuk ditawarkan adalah pariwisata yang berkualitas,” tambah Sandiaga.


Lebih lanjut, Sandiaga menyatakan harapannya bahwa kerja sama yang sedang dijalin, baik sebelum maupun selama pelaksanaan HLF-MSP 2024 dan IAF ke-2 ini, akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor pariwisata Indonesia.


Manfaat yang diharapkan antara lain adalah peningkatan tingkat hunian hotel, perpanjangan durasi tinggal, dan peningkatan pengeluaran wisatawan Afrika, yang semuanya akan berkontribusi pada perekonomian nasional.


Martini M. Paham, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, menambahkan bahwa lingkup kerja sama ini juga mencakup pertukaran keahlian antara Indonesia dan negara-negara Afrika, yang akan memberikan manfaat timbal balik bagi kedua belah pihak.


“MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition, red) merupakan salah satu yang ingin dipelajari dari Indonesia. Ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Aljazair dan Zanzibar, karena Indonesia telah berhasil menyelenggarakan suatu MICE event internasional sejak KAA (Konferensi Asia-Afrika) 1955 di Bandung. Indonesia juga bisa belajar dari negara-negara Afrika bagaimana mengembangkan sustainable development dari sisi pariwisata yang berkelanjutan,” kata Martini.


Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, juga menyoroti potensi besar sektor jasa dalam memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Afrika, terutama melalui pengembangan produk ekonomi kreatif.“Untuk produk ekonomi kreatif yang sudah merajai Afrika adalah batik, namun tentunya akan lebih baik lagi bila semakin banyak lagi produk ekonomi kreatif Indonesia yang masuk ke Afrika sebagai jembatan antara Indonesia dan Afrika,” kata Neil.


Dengan komitmen kuat dan kerja sama yang terjalin erat, Indonesia dan negara-negara Afrika memiliki peluang besar untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan, baik di sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif, yang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global di kedua sektor tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *