January 14, 2025

Saat Raja Jawa Tumbang

  • August 25, 2024
  • 3 min read
Saat Raja Jawa Tumbang

Jakarta, Gatranews.id – Pemerhati politik dan kebangsaan, M Rizal Fadillah, menarik paralel antara Presiden Joko Widodo dan Amangkurat I, seorang Raja Mataram yang terkenal zalim pada masanya. Dalam tulisannya, Rizal menyebut keduanya sebagai “Raja Jawa” dan mengaitkan sifat otoriternya.

Amangkurat I, yang memerintah Mataram dari tahun 1646 hingga 1677, dikenal dengan kebengisannya terhadap rakyat. Rizal mengungkapkan bahwa Amangkurat I membantai ribuan orang, termasuk wanita dan anak-anak, serta menunjukkan kebencian terhadap pemuka agama dan santri. Ia akhirnya tumbang oleh perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Trunojoyo dan meninggal dalam pelarian akibat pemberontakan.

Dalam konteks kekinian, Rizal melihat kemiripan antara Amangkurat I dengan Jokowi, terutama setelah pernyataan Ketua Umum Partai Golkar yang baru, Bahlil Lahadalia, dalam pidato perdana di JCC Senayan. Bahlil, dalam pidatonya, menyatakan:

“Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa kalau kita main-main celaka kita, saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini, waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini saya kasih tahu.”

Pernyataan Bahlil ini, menurut Rizal, mengarah pada sosok Jokowi sebagai “Raja Jawa” yang otoriter. Rizal menilai bahwa meskipun Jokowi hampir mengakhiri masa jabatannya, ia masih berusaha memperpanjang kekuasaannya melalui Partai Golkar. Dalam hal ini, Bahlil Lahadalia dianggap Rizal sebagai “punakawan” yang setia kepada Jokowi.

“Meski Jokowi hampir mengakhiri masa jabatannya, dia masih ingin memperpanjang kekuasaannya melalui Partai Golkar. Ketua Umum yang baru, Bahlil Lahadalia, seolah-olah telah menempatkan diri sebagai punakawan Jokowi, sang Raja Jawa. Bahlil secara tersirat menyebut Jokowi sebagai ‘Raja Jawa’ dengan ancaman agar kita tidak ‘main-main’ dengan sosok tersebut. Pernyataan Bahlil mengingatkan kita pada karakter Amangkurat I yang dikenal kejam dan otoriter,” kata Rizal.

Rizal juga menyoroti pemindahan Ibu Kota oleh Jokowi yang dianggap mirip dengan langkah Amangkurat I memindahkan pusat kekuasaan dari Kotagede ke Plered, dengan membangun istana baru yang lebih mewah. Bahkan, Rizal mengaitkan pakaian adat yang dikenakan Jokowi saat upacara 17 Agustus 2023 dengan pakaian Amangkurat I.

Rizal menyerukan agar Jokowi, yang diibaratkan sebagai “Raja Jawa,” harus segera ditumbangkan jika berkarakter “ngeri-ngeri sedap” dan membahayakan negara. Ia mengajak “pasukan Trunojoyo” untuk bergerak bersama rakyat dalam memakzulkan dan mengadili Jokowi, seperti yang terjadi pada Amangkurat I di masa lalu.

“Saatnya Raja Jawa tumbang. Nah pasukan Trunojoyo jangan menjadi budak belian tetapi bersama rakyat bergerak memakzulkan, menangkap dan mengadili Jokowi. Trunojoyo adalah pahlawan dalam melawan kezaliman bukan mendukung dan membersamai Raja Jawa yang zalim” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *