December 1, 2024

PTPN Launching Program Penguatan Tebu Rakyat

  • August 22, 2024
  • 5 min read
PTPN Launching Program Penguatan Tebu Rakyat

Surabaya, Gatranews.id – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memperkenalkan Program Penguatan Tebu Rakyat melalui anak perusahaannya, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), dalam rangka memperkuat sektor gula nasional dan mencapai target swasembada gula konsumsi pada tahun 2028. Acara peluncuran ini berlangsung di Whiz Luxe Hotel Spazio, Surabaya, pada Rabu, 21 Agustus 2024.

Program Penguatan Tebu Rakyat bukan hanya sekadar inisiatif biasa, tetapi merupakan bagian dari rangkaian program strategis yang diluncurkan oleh SGN, seperti Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus, Pengembangan Ekosistem Digitalisasi Tebu Rakyat, serta pengukuhan 2.150 karyawan SGN sebagai Satuan Tugas (Satgas) yang akan bertugas mengawal implementasi program-program tersebut di lapangan.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, dalam sambutannya, menekankan pentingnya transformasi industri gula sebagai bagian integral dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama petani tebu. “Kami sadar betul bahwa di balik kesuksesan kami, ada kontribusi besar dari petani, mengingat lebih dari 260 ribu hektare dari total 500 ribu ha luas lahan nasional merupakan tebu rakyat,” ungkap Ghani, yang sekaligus menunjukkan betapa krusialnya peran petani tebu dalam rantai pasokan gula nasional.

Lebih lanjut, Ghani mengapresiasi hasil positif dari proses transformasi dan restrukturasi yang telah dilakukan oleh PTPN. Dia mencatat, “SGN berhasil mencatatkan laba setelah mengalami tantangan keuangan yang berat, dengan laba tahun lalu sebesar Rp52 miliar yang meningkat sepuluh kali lipat menjadi Rp500 miliar tahun ini,” sebuah pencapaian yang mencerminkan ketangguhan dan efektivitas manajemen dalam menghadapi tantangan industri.

Ghani juga menegaskan bahwa PTPN Group berkomitmen penuh untuk mencapai swasembada gula nasional melalui optimalisasi program-program yang telah ada, tanpa bergantung pada pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Salah satu kesulitan yang paling besar itu adalah ketika KUR yang dibatasi oleh plafon. Namun saya harus berterima kasih kepada semua pihak karena tantangan tersebut saat ini sudah terselesaikan,” tambahnya, menggarisbawahi pentingnya dukungan lintas sektor dalam mewujudkan tujuan besar ini.

Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, menambahkan bahwa peningkatan kesejahteraan petani merupakan prioritas utama dalam mencapai swasembada gula. Oleh karena itu, SGN telah merancang program-program internal yang tidak hanya fokus pada penguatan operasional 36 pabrik gula yang tersebar di seluruh Indonesia, tetapi juga pada peningkatan ekosistem tebu rakyat secara holistik. “Meskipun tantangannya besar, kami yakin dapat mencapai tujuan ini dengan dukungan semua pihak,” ujar Mahmudi, menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi di antara seluruh pemangku kepentingan.

Kementerian BUMN turut memberikan dukungan terhadap inisiatif ini, seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari, yang menyoroti kontribusi signifikan tebu rakyat dalam mendukung industri gula yang dikelola oleh PTPN. “Lebih dari 66 persen pasokan tebu nasional berasal dari tebu rakyat, yang setara dengan 119 ribu hektare lahan. Oleh karena itu, dukungan berkelanjutan dari PTPN terhadap petani menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas tebu rakyat,” jelasnya, menggarisbawahi pentingnya kesinambungan dalam pemberdayaan petani tebu.

Rabin juga memuji berbagai upaya yang telah dilakukan PTPN untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan tebu rakyat, termasuk melalui program utilisasi, penguatan kelembagaan, pendanaan, dan penyuluhan kepada petani. “Kementerian BUMN juga telah menginisiasi hadirnya Program Makmur sebagai upaya peningkatan produktivitas dan kapabilitas petani tebu yang dapat diaplikasikan dalam program penguatan tebu rakyat bersifat inklusif,” tambahnya, memberikan gambaran tentang langkah-langkah konkret yang diambil untuk mendukung ekosistem tebu rakyat.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Yulius, juga menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya inklusivitas dalam sektor pangan, khususnya gula. “UMKM, termasuk petani gula, memainkan peran penting dalam ekonomi nasional,” katanya, menekankan bahwa pemberdayaan petani tebu merupakan bagian dari upaya yang lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, menggarisbawahi bahwa program penguatan tebu rakyat tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga dampak sosial dan budaya yang signifikan. “Kami siap bersinergi untuk sukses bersama dalam implementasi program ini,” ujarnya, memperkuat pesan bahwa kerjasama lintas sektor adalah kunci keberhasilan.

Sementara itu, Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Bidang Perekonomian, Moch Edy Yusuf, mengajak seluruh pihak dalam ekosistem tebu rakyat untuk menjalankan peran masing-masing dengan baik. “Sinergi, kolaborasi, dan komitmen antar pemangku kepentingan sangat penting untuk keberhasilan program ini,” tuturnya, menekankan bahwa pencapaian target swasembada gula nasional membutuhkan komitmen bersama.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 40 tahun 2023 telah menetapkan peta jalan yang menjadi dasar bagi upaya mewujudkan swasembada gula nasional. Target ambisius ini meliputi swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 dan swasembada gula industri pada tahun 2030. Peta jalan tersebut mencakup berbagai langkah strategis, termasuk peningkatan produktivitas tebu menjadi 93 ton per hektar, perluasan lahan perkebunan tebu hingga 700.000 hektar, serta peningkatan efisiensi dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2 persen.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Program Penguatan Tebu Rakyat (TR) difokuskan pada intensifikasi percepatan bongkar ratoon, peningkatan rendemen melalui penataan varietas, serta peningkatan produksi melalui digitalisasi ekosistem tebu rakyat. Ekosistem Digital Tebu Rakyat (TERA) dirancang untuk memfasilitasi interaksi yang lebih efisien antara petani dan pemangku kepentingan lainnya melalui fitur-fitur unggulan yang memudahkan petani dalam bertransaksi dan mengelola usahanya.

Selain itu, SGN juga menginisiasi berbagai skema pendanaan untuk mendukung petani tebu, termasuk Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) untuk petani yang belum bankable, Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani yang sudah bankable, serta dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk meningkatkan akses modal petani tebu. Melalui pendekatan yang komprehensif ini, SGN berharap dapat mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani tebu, sekaligus mewujudkan swasembada gula nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *