February 11, 2025

AstraZeneca Indonesia Perluas Program Reboisasi di DAS Citarum dengan Target Penanaman 20 Juta Pohon

  • August 21, 2024
  • 4 min read
AstraZeneca Indonesia Perluas Program Reboisasi di DAS Citarum dengan Target Penanaman 20 Juta Pohon

Jakarta, Gatranews.id – AstraZeneca Indonesia (AZI) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia mengumumkan pembaruan Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperluas program reboisasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dengan target penanaman pohon yang ditingkatkan dari 10 juta menjadi 20 juta pohon.

Perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan suhu dan kualitas udara yang buruk, membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Jakarta, khususnya, mengalami polusi udara yang membahayakan kesehatan pernapasan, termasuk risiko pneumonia, asma, tuberkulosis, kanker paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

“Darurat iklim memiliki dampak yang sangat besar terhadap prevalensi dan penyebaran penyakit serta secara langsung memengaruhi kesehatan manusia. AstraZeneca mengambil tindakan nyata untuk mengatasi krisis iklim dan alam yang kita hadapi, karena kami menyadari hubungan yang kuat antara kesehatan manusia dan planet kita.” ujar Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia.

AstraZeneca menerapkan program Ambition Zero Carbon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh rantai nilainya. Selain itu, melalui program AZ Forest senilai $400 juta, AstraZeneca menanam dan merawat 200 juta pohon hingga tahun 2030 di enam benua, bekerja sama dengan mitra ahli untuk memulihkan hutan dan mendukung keanekaragaman hayati serta mata pencaharian berkelanjutan.

Dukungan dari Pemerintah Indonesia

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, mengatakan, “Tahun lalu saya telah mengunjungi lokasi AZ Forest, dan saya terkesan bahwa program ini tidak hanya menanam jutaan pohon, tetapi juga berfokus untuk mengedukasi ribuan petani mengenai pengetahuan dan keterampilan praktik pertanian berkelanjutan, yang akan membantu melindungi lingkungan untuk banyak generasi mendatang.”

Sungai Citarum, yang memiliki panjang 297 km dari Cisanti, Kabupaten Bandung hingga Muara Gembong di Bekasi, pernah menjadi salah satu jalur air paling tercemar di dunia. Polusi industri dan limbah telah mencemari sungai dengan bahan kimia berbahaya dan menghalangi aliran sungai.

“Saya sangat mengapresiasi dukungan serta kemitraan AstraZeneca atas komitmennya untuk turut menjaga kelestarian DAS Citarum dengan menanam 20 juta pohon dan 500 ribu pohon di sekitar Danau Toba. Model kerjasama yang baik ini bisa diikuti oleh perusahaan lain. Perlu dipastikan, pohon yang ditanam tersebut benar-benar tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Menko Luhut.

Pada tahun 2020, AstraZeneca menandatangani MoU pertama dengan pemerintah Indonesia sebagai bagian dari kemitraan publik-swasta untuk memulihkan lahan kritis dan keanekaragaman hayati di DAS Citarum. Indonesia menjadi salah satu negara pelopor dalam meluncurkan program AZ Forest.

Esra juga menambahkan, “Saya menghargai komitmen dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan kerugian alam melalui reboisasi dan konservasi. Sebagai mitra tepercaya pemerintah yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan, kami bangga dengan dampak yang telah diciptakan oleh AZ Forest terhadap lingkungan dan masyarakat petani di sekitarnya.”

“Dalam Pembaruan Memorandum Saling Pengertian ini, program AZ Forest bertujuan untuk memperluas rencana penanaman pohon di lahan kritis di sekitar DAS Citarum hingga 20 juta pohon, untuk memperkuat komitmen dan posisi AstraZeneca dalam memimpin keberlanjutan kesehatan, serta mendukung percepatan restorasi pada kerusakan yang ada di DAS Citarum. Selain itu, bersama dengan Kementerian, kami akan melakukan studi kelayakan untuk memahami kerangka hukum dan persyaratan untuk proyek karbon sebagai upaya untuk memperkuat ekosistem keberlanjutan,” jelas Esra.

Nani Hendriati, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, menambahkan bahwa penerbitan Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2018 telah meningkatkan efektivitas penanganan krisis Citarum. “Peningkatan kondisi Sungai Citarum melibatkan banyak pihak dari 13 kabupaten dan kota dengan total populasi 18 juta. Namun, hal ini tidak akan berhasil tanpa kolaborasi dari seluruh pihak, termasuk Pemerintah, masyarakat, dan kemitraan dengan pihak swasta, seperti AstraZeneca.”

Menteri Koordinator Luhut juga mengapresiasi peran AstraZeneca dalam mendukung pencapaian Pengendalian dan Penanggulangan Kerusakan DAS Citarum (PPK DAS Citarum). Keberhasilan Citarum Harum dengan konsep pentahelix diapresiasi dalam forum internasional COP26 di Glasgow pada tahun 2021. “Konsep pentahelix meningkatkan koordinasi dan kerjasama. Sebelumnya, berbagai lembaga dan masyarakat bekerja secara individual dan terlalu sektoral egois,” tutup Deputi Nani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *