Kanselir Jerman: Kemerdekaan Palestina Kunci Perdamaian di Timur Tengah

Berlin, Gatranews.id – Kanselir Jerman Olaf Scholz kembali menekankan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah tercapai tanpa adanya negara Palestina yang merdeka. Pidato ini disampaikan dalam konteks meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, khususnya terkait konflik yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
“Pendirian negara Palestina adalah komponen utama dalam upaya mencari solusi damai bagi konflik yang terjadi di kawasan saat ini, terutama perang yang masih berkecamuk di Jalur Gaza,” ujar Scholz dalam pertemuan yang diadakan di Bremen, kota pelabuhan di bagian utara Jerman.
Scholz menyoroti pentingnya Solusi Dua Negara sebagai satu-satunya jalan keluar yang dapat memberikan masa depan damai bagi kedua belah pihak.
“Kami telah menyatakan dengan jelas bahwa tanpa perspektif Solusi Dua Negara yang mencakup hak Palestina untuk memiliki pemerintahan sendiri, perdamaian tidak akan pernah tercapai. Harus ada visi untuk perdamaian yang melibatkan negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza, serta Israel yang hidup berdampingan dengan damai,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa sikap ini tidak hanya merupakan pandangan Jerman, tetapi juga sejalan dengan kebijakan Eropa dan Amerika Serikat. “Kami berkomitmen pada prinsip ini dalam setiap tindakan kami, meskipun ada kritik yang muncul,” tambah Scholz, menggarisbawahi konsistensi posisi Jerman dalam isu ini.
Pada bulan sebelumnya, Jerman menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak mendukung “kebijakan pendudukan Israel,” sebuah pernyataan yang disampaikan setelah Mahkamah Internasional menyatakan bahwa Palestina memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri dan menginstruksikan agar pemukiman Israel di wilayah pendudukan segera dievakuasi.
Posisi Jerman dalam Konflik Israel-Hamas
Dalam konteks yang lebih luas, Jerman mengakui bahwa dukungannya terhadap Israel tidak serta-merta berarti mendukung kebijakan pendudukannya. Christian Wagner, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, menegaskan bahwa hubungan historis Jerman dengan negara Yahudi ini tidak dapat disalahartikan sebagai persetujuan terhadap pendudukan yang dilakukan oleh Israel. “Pemerintah Jerman mendukung Israel sebagai bagian dari tanggung jawab historisnya, tetapi ini tidak berarti kami mendukung kebijakan pendudukan Israel,” jelas Wagner kepada media di Berlin.
Wagner juga menegaskan bahwa Jerman telah berulang kali menegaskan sikapnya yang menentang kebijakan pendudukan Israel, menunjukkan konsistensi dalam diplomasi Jerman terkait isu Palestina.
Meski telah ada resolusi dari Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus menghadapi kecaman internasional akibat serangannya di Jalur Gaza sejak serangan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.
Sejak awal serangan, lebih dari 40.000 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas adalah wanita dan anak-anak, sementara lebih dari 90.000 orang lainnya terluka, menurut laporan otoritas kesehatan setempat. Hampir setahun setelah serangan tersebut, kondisi Gaza tetap memprihatinkan, dengan sebagian besar wilayahnya hancur akibat serangan dan blokade yang mencekik pasokan makanan, air bersih, serta obat-obatan.