Jusuf Hamka Mundur dari Kepengurusan Partai Golkar, Ini Alasannya!
Jakarta, Gatarnews.id – Jusuf Hamka, yang dikenal luas sebagai Babah Alun, telah mengambil langkah penting dengan mengundurkan diri dari kepengurusan Partai Golkar. Pada Senin, 12 Agustus 2024, Babah Alun mengunjungi kantor DPP Partai Golkar yang terletak di Slipi, Jakarta Barat, untuk menyampaikan surat pengunduran dirinya secara resmi.
Saat tiba di kantor DPP sekitar pukul 10.03 WIB, Babah Alun mengenakan kemeja berwarna biru tua. Kehadirannya menandai langkah awal dari proses pengunduran diri yang telah dipersiapkannya. Dalam kesempatan tersebut, Babah Alun langsung menuju lift untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Golkar guna menyerahkan surat pengunduran diri yang telah disiapkan.
“Saya serahkan surat dulu ya, nanti kita ngobrol (wawancara),” ungkap Babah Alun kepada para awak media saat kedatangannya di kantor DPP.
Pengunduran diri Babah Alun dari kepengurusan Partai Golkar sekaligus dari pencalonan kepala daerah untuk Pilkada 2024 telah dikonfirmasi sebelumnya. Dalam sebuah wawancara pada hari Minggu, Babah Alun menegaskan keputusan tersebut, meskipun keputusan ini belum secara resmi diinformasikan kepada pihak partai. Ia menyatakan rencananya untuk secara resmi menyerahkan surat pengunduran diri pada hari Senin.
“Iya, saya akan ketemu Sekjen. Saya akan sampaikan surat-surat. Jadi, pencalonan saya, baik di Jakarta pun saya kembalikan, baik di Jawa Barat saya kembalikan. Padahal, hasil survei saya lumayan, di bawah Kang Emil (mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil),” ujarnya.
Dalam pernyataan lebih lanjut, Babah Alun menjelaskan bahwa keputusannya untuk mundur didorong oleh pandangannya bahwa politik saat ini terlalu keras dan kasar, yang dirasakannya tidak sesuai dengan karakter pribadinya. Ia juga mencatat bahwa meskipun timing pengunduran dirinya bersamaan dengan mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar, keputusan tersebut telah dipertimbangkan sejak bulan Juli.
“Tidak pantas dengan karakter saya, tidak pantas, dan saya lihat dengan Airlangga mundur ini satu momentum karena Airlangga mundur pasti ada satu alasan besar, yang kita enggak tahu. Akan tetapi, buat saya, ya saya cukup tahu dan saya cukup mengerti, saya tidak ingin main kasar dan saya tidak ingin main keras,” jelasnya.
Babah Alun menegaskan bahwa meskipun pengunduran dirinya kebetulan bersamaan dengan pergeseran dalam kepemimpinan Partai Golkar, keputusan tersebut telah dipertimbangkan dengan matang sejak bulan Juli lalu.
“Momentumnya saya pas bersamaan. Akan tetapi, kalau mundurnya niatnya sudah mulai dari Juli kemarin, tetapi pas momentumnya aja,” ujarnya.
Dengan langkah ini, Babah Alun berharap untuk memfokuskan diri pada aspek-aspek yang lebih sesuai dengan nilai-nilainya dan untuk mengejar perubahan yang lebih positif dalam kehidupannya. Keputusan ini merupakan langkah signifikan dalam perjalanan politiknya, dan dampaknya akan terus diperhatikan oleh banyak pihak.