Hamas Dapuk Yahya Sinwar Sebagai Pemimpin, AS Sampaikan Pesan Ini
Jakarta, Gatranews.id – Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik yang baru pada Selasa (6/8), menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran pekan lalu.
“Kami mengumumkan pengangkatan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan ini, menggantikan Ismail Haniyeh.” tulis pernyataan resmi Hamas.
Sinwar, yang berusia 61 tahun, telah memimpin Hamas di Jalur Gaza sejak 2017. Ia pernah ditahan selama lebih dari dua dekade di penjara Israel sebelum dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan pada 2011.
Israel menganggap Sinwar sebagai salah satu otak di balik serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kematian Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli dianggap oleh Hamas sebagai serangan “licik” yang dilakukan oleh Israel di kediamannya.
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak agar tidak memperburuk konflik di Timur Tengah. Washington telah menyampaikan pesan ini langsung kepada Iran dan Israel.
“Tidak seorang pun boleh memperbesar konflik ini. Kami telah terlibat dalam diplomasi yang intens dengan sekutu dan mitra, mengkomunikasikan pesan itu langsung ke Iran dan Israel,” ujar Blinken di Annapolis, Maryland.
Blinken juga menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat untuk melindungi Israel dan pasukannya dari segala bentuk serangan.
“Namun, semua pihak di kawasan harus memahami bahwa serangan lebih lanjut hanya akan memperpanjang konflik,” katanya, sambil memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat menimbulkan bahaya yang tidak dapat diprediksi dan dikendalikan.
Blinken juga mendesak semua pihak untuk mengambil langkah-langkah yang dapat meredakan ketegangan, terutama dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza yang sedang mencapai tahap akhir.
Hal ini dikonfirmasi oleh komunikasi antara Presiden AS Joe Biden dengan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad al Thani dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sissi. “Negosiasi kini telah mencapai tahap akhir,” kata Blinken.
Mengenai pemimpin politik Hamas yang baru, Yahya Sinwar, Blinken menegaskan bahwa Sinwar adalah penentu utama dalam perjanjian gencatan senjata di Gaza dan mendesaknya untuk menyetujui perjanjian tersebut.
“Dia adalah kunci dalam penyelesaian gencatan senjata ini. Keputusannya akan sangat berpengaruh bagi banyak warga Palestina yang membutuhkan,” tambah Blinken.
Diketahui, ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli dan pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di Beirut.