Polisikan Lukman Edy, Sekjen PBNU Nilai PKB Putus Asa

Jakarta, Gatranews.id – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf, mengungkapkan bahwa pelaporan terhadap mantan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lukman Edy, ke Bareskrim Polri menunjukkan tanda-tanda keputusasaan dari partai tersebut.
“Kita menganggap pelaporan-pelaporan seperti itu sesungguhnya menggambarkan keputusasaan,” ujar pria yang akrab disapa Gus Ipul tersebut di Jakarta, pada hari Selasa.
Sebelumnya, DPP PKB melaporkan Lukman Edy ke Bareskrim Polri atas tuduhan pencemaran nama baik. Pelaporan ini berawal dari pemanggilan Lukman oleh panitia khusus (Pansus) yang mengelola hubungan antara PBNU dan PKB beberapa waktu lalu.
Ketua DPP PKB Bidang Hukum dan Perundungan, Cucun Syamsurijal, menyatakan bahwa pernyataan Lukman di Kantor PBNU pada Rabu (31/7) berpotensi membahayakan PKB sebagai institusi, serta pimpinan-pimpinannya, karena tidak didukung oleh dasar dan bukti yang kuat.
Menanggapi situasi ini, Gus Ipul menegaskan bahwa Lukman Edy telah menyatakan kesiapan untuk menerima segala konsekuensi dari pernyataannya, termasuk keterangannya kepada tim Pansus.
“Pendalaman-pendalaman yang dilakukan oleh tim bisa dipahami dan tentu sepanjang yang kami tahu setiap narasumber yang diundang itu adalah orang-orang yang siap bertanggung jawab,” kata Gus Ipul.
Lebih lanjut, ia mendorong agar proses pelaporan dilakukan secepatnya agar masalah ini dapat diselesaikan dengan transparan.
Gus Ipul juga menegaskan bahwa dirinya dan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, siap menghadapi konsekuensi apapun jika mereka turut dilaporkan.
“Siap menghadapi jika saya dan Ketum Gus Yahya mau dilaporkan. Malah kalau perlu kita harapkan secepatnya dan kemudian kita bisa mengetahui hal-hal apa yang ingin dilaporkan,” katanya.
Mengenai pendampingan hukum untuk Lukman Edy, Gus Ipul menyatakan bahwa hingga saat ini, Lukman belum meminta bantuan hukum dari PBNU dan siap bertanggung jawab secara mandiri.
“Enggak perlu takut lah. Saya kira selama kita bicara apa adanya, punya fakta, punya data, ya, tidak perlu ada yang takut,” tutupnya.