Kementerian P2MI Siapkan Penempatan Pekerja Sektor Hospitality & Kontruksi di Jerman
Jakarta, Gatranews.id – Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menyampaikan bahwa Pemerintah Jerman sangat memerlukan tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia, terutama dalam sektor perawatan kesehatan, perhotelan, dan konstruksi. Permintaan tenaga kerja ini menjadi peluang besar bagi Indonesia dalam mengirimkan pekerja migran terampil ke Jerman.
Saat ini, KP2MI telah memberangkatkan 196 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jerman untuk mengisi kebutuhan tenaga perawat profesional.
“Tahun ini kita target sekitar 300 PMI yang kita kirim ke Jerman (sektor perawat). Informasi yang kami dapat dari Kedutaan Besar Jerman di Indonesia, mereka ini sangat membutuhkan tenaga kerja profesional dari perawat, hospitality, dan kontruksi,” ujar Wakil Menteri P2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla, dalam acara Joint Committee Meeting (JCM) 2024 Program Triple Win Skema G to G di Jerman, yang diselenggarakan di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Lebih lanjut, Dzulfikar menjelaskan persyaratan bagi PMI sektor perawat yang akan bekerja di Jerman, dengan kualifikasi minimal Diploma 3.
“Secara umum pasti yang sudah D3, D4, S1, dan S2 Perawat. Tambahannya itu adalah kemampuan berbahasa Jerman. Karena di sana pasiennya rata-rata orang Jerman,” jelas Wamen Dzulfikar.
Persyaratan tambahan berupa penguasaan bahasa Jerman ini diakui oleh Dzulfikar sebagai tantangan tersendiri, mengingat PMI harus menjalani pelatihan bahasa selama 9 bulan sebelum bisa bekerja di Jerman.
“Kalau informasi yang masuk ke kita, Jerman itu sangat membutuhkan tenaga kerja. Jadi, peluang kita sangat besar. Maka itu kami berharap ada relaksasi dari segi pembelajaran bahasa. Paling tidak pembelajarannya jangan 9 bulan, cukup 6 bulan, dan nanti pas di Jerman terjadi penyetaraan,” harapnya.
Selain itu, Dzulfikar mengusulkan agar lembaga pendidikan keperawatan di Indonesia bisa menambahkan bahasa Jerman ke dalam kurikulum mereka.
“Jerman itu sangat terbuka untuk kita. Hanya saja SDM kita yang sedang kita siapkan. Makanya saya sampaikan kepada yang memiliki lembaga pendidikan di bidang keperawatan bisa memasukkan pendidikan bahasa Jerman dalam kurikulum mereka. Jadi begitu lulus, mereka tinggal kirim,” terang Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah itu.
“Saya sangat yakin dengan kemampuan dasar SDM kita. Tantangan utama saat ini adalah bagaimana mempercepat peningkatan kemampuan bahasa mereka,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dubes Jerman untuk Indonesia, Thomas Graf, menyampaikan apresiasinya terhadap kompetensi dan etos kerja yang dimiliki oleh pekerja migran asal Indonesia. Thomas mengakui bahwa pekerja Indonesia di Jerman memiliki kualitas dan etos kerja yang lebih unggul dibandingkan tenaga kerja dari beberapa negara lain.
“Kekurangan tenaga kerja di Jerman bukan hanya sektor kesehatan. Karena itu, semangat bilateral Jerman dan Indonesia adalah memperluas tenaga kerja di sektor lain, misalnya manufaktur dan hospitality,” pungkas Thomas.