Komandan Brigade Tulkarm, Abu Shujaa Syahid di Kamp Pengungsi Nur Shams
Tepi Barat, Palestina – Mohammad Jaber, yang dikenal dengan nama samaran Abu Shujaa, seorang komandan Brigade Tulkarm di Brigade Al-Quds, dilaporkan syahid setelah kontak senjata panjang dengan pasukan pendudukan Israel di kamp pengungsi Nur Shams, Tepi Barat yang diduduki.
Koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa Abu Shujaa, bersama empat rekannya, tewas syahid setelah mereka dikepung oleh pasukan Israel di dalam sebuah gedung. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu malam (28/8), ketika pasukan Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di kamp tersebut, yang disebut-sebut sebagai agresi terbesar terhadap Tepi Barat sejak tahun 2002.
Operasi tersebut melibatkan pengerahan puluhan kendaraan militer dan buldoser untuk merusak jalan-jalan dan infrastruktur kamp pengungsi. Menurut laporan media Israel, sekitar pukul 4 pagi, pasukan pendudukan mengepung gedung tempat beberapa pejuang Perlawanan, termasuk Abu Shujaa, berlindung.
Dalam situasi yang memanas, pasukan Israel menembakkan roket Energia ke gedung yang dikepung, namun perlawanan dari dalam gedung terus berlanjut. Pada akhir dari konfrontasi bersenjata ini, Abu Shujaa dan empat pejuang lainnya gugur sebagai syuhada.
Abu Shujaa sebelumnya telah menyampaikan tekadnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Mayadeen awal bulan ini. “Jika musuh membunuh saya, perjuangan akan tetap berlanjut. Perjuangan tidak berakhir dengan satu orang, ada generasi yang bangkit untuk membela hak-hak kami, dan mati syahidnya seorang warga Palestina adalah bukti bahwa perlawanan terus berlanjut,” ujarnya.
Terkait upaya pengejaran yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel, Abu Shujaa mengungkapkan bahwa mereka telah gagal dalam beberapa upaya untuk membunuhnya, meskipun operasi khusus telah direncanakan dengan baik. “Musuh telah mencoba membunuh saya 3 atau 4 kali, namun mereka selalu gagal. Bahkan dalam satu operasi, mereka menyerbu Tulkarm selama 55 jam tanpa henti, tetapi tidak berhasil. Israel dan pasukan pendudukannya lebih lemah dari jaring laba-laba, melihat dari kerugian besar yang mereka derita,” tegasnya.
Namun demikian, Abu Shujaa juga menyebut bahwa musuh tidak pernah mengakui kelemahan mereka, meskipun realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya.